Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

14 Pasangan Koruptor di Indonesia, Ketika Hidup Selalu Tak Cukup

Kompas.com - 31/08/2021, 16:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mungkin menjadi romantis sesederhana itu
Cukup saling menemani sampai tua
menikmati sisa cinta yang sudah mulai menjadi renta
yang meski tak semenggebu dulu, tapi masih cukup untuk saling menguatkan

Duduk bersisian
saling bersejajaran
saling berdampingan
menikmati sisa-sisa nafas yang masih tersisa
menanti waktu siapa yang akan habis duluan
waktu kebersamaannya sudah cukup untuk mengajarkan kekuatan ketika salah
satunya nanti sudah sampai pada penghabisan waktunya

Tangannya saling menggenggam
Erat...kuat...takkan goyah
Meski tangan-tangan itu sudah menua dan keriput
Dan..ketika waktu penghabisan itu tiba
Sudah tidak akan ada lagi kepedihan
Cinta sudah siap menjadikan ceritanya abadi dalam kenangan

ANDAI saja puisi Sampai Menjadi Renta karya Al Anshar dibaca dan diresapi oleh Mbak Sipon, tentu perempuan dua anak itu -Fitri Nganthi Wani dan Fajar Merah- akan menerawang kenangan terindah bersama suaminya.

Suaminya tidak pernah kembali hingga kini. Entah sudah berkalang tanah atau masih hidup. Andai masih ada, sampai sekarang tidak ada kabar beritanya. Andai sudah tiada, tidak jelas di mana nisan kuburannya berada.

Sejak 1998, jelang kejatuhan rezim Soeharto hingga sekarang, suami Mbak Sipon tidak ada kabar kejelasannya. Ia dihilangkan paksa oleh rezim yang begitu bengis hanya karena rezim tak tahan melihat kekuatan sebuah puisi.

Wiji Thukul, suami Mbak Sipon, menjadi orang yang dikejar aparat karena dianggap mengganggu stabilitas. Tepatnya stabilitas dan kemantapan perekonomian keluarga elite.

Apabila puisi ini juga terbaca suatu saat oleh Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari dan suaminya yang juga mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminudin, semoga akan saling menguatkan kisah cinta mereka seusai menjalani masa hukuman kelak dari kasus yang dituduhkan.

Puput yang terpilih untuk kedua kalinya sebagai orang nomor 1 di Probolinggo di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 kemarin, menggantikan kedudukan suaminya yang “bergeser” ke Senayan, Jakarta sebagai anggota Dewan terhormat.

Agar lebih terang-benderang, "duet maut” antara Ibu Bupati dengan Bapak Mantan Bupati ini sangat kompak melengkapi posisi kekuasaan nomor wahid di Probolinggo selama empat periode.

Puput bersama suaminya diduga melakukan praktik jual beli jabatan di lingkungan pemerintahan Kabupaten Probolinggo (Kompas.com, 31/08/2021).

Baca juga: 5 Fakta OTT Bupati Probolinggo dan Suaminya, Diduga Jual Beli Jabatan

Koruptor jangan dicaci maki apalagi dihina

Jangan menghina para pelaku korupsi karena memang perilaku tersebut benar-benar terhina. Jadi kita sama saja melakukan penghinaan terhadap hal-hal yang sudah terhina sejak awal.

Apalagi dari persidangan tindak pidana korupsi kasus bantuan sosial (Bansos) terhadap Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara beberapa hari yang lalu, kita bisa menarik pelajaran penting dari majelis hakim yang akan menjatuhkan vonis bagi para koruptor.

Penghinaan dan caci maki dari publik – termasuk dari penulis – bisa menjadi hal yang meringankan hukuman terhadap koruptor.

Dalam amar putusan persidangan kasus bansos, majelis hakim menilai Juliari sudah cukup menderita karena dicaci-maki serta dihina masyarakat, meski pada saat itu belum dinyatakan bersalah secara hukum (Kompas.com, 24/08/2021).

Baca juga: Kala Makian dan Hinaan Publik Ringankan Vonis Juliari

Oleh karena itu acara syukuran potong rambut hingga pelontos yang dilakukan sejumlah warga Probolinggo untuk mensyukuri penangkapan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Bupati Probolinggo beserta Mantan Bupati Probolinggo (Kompas.com, 31/08/2021) juga sebaiknya tidak dilakukan.

Khawatirnya, itu menjadi bahan pertimbangan yang meringankan bagi majelis hakim yang akan menyidangkan kasus rasuah tersebut.

Walau dalam pandangan tradisi, cukur rambut hingga gundul biasanya dikaitkan dengan upacara siklus hidup yaitu masa peralihan dalam kehidupan dan dianggap bisa memberikan kekuatan pada diri seseorang.

Di mata hakim mungkin bisa dianggap lain. Batas-batas antara hal yang memberatkan dan hal yang meringankan dalam putusan hakim tindak pidana korupsi semakin lama semakin absurd.

Kompak di ranjang bersatu di korupsi

Kasus duet pasangan koruptor di tanah air, terbaru dari Bupati Probolinggo ini, semakin menambah panjang deretan suami istri yang tidak saja kompak di urusan rumah tangga tetapi juga bergiat bersama dalam menggangsir uang rakyat.

Sebelum duet Probolinggo, KPK juga pernah menjerat pengusaha Sjamsul Nursalim dan istrinya Itjih Sjamsul Nursalim dalam dugaan kasus korupsi terkait Bantaun Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) walau akhirnya dihentikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com