Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Worst Case Scenario Pemerintah untuk Atasi Covid-19, Cukupkah?

Kompas.com - 14/07/2021, 18:26 WIB
Dani Prabowo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Worst case scenario

Sementara itu, Luhut mengungkap bahwa pemerintah telah menyiapkan skenario terburuk apabila lonjakan kasus harian Covid-19 di Indonesia telah mencapai angka 40.000 hingga 50.000 kasus per hari.

Skenario tersebut berkaitan dengan penambahan fasilitas layanan kesehatan, penyediaan obat-obatan, hingga pemenuhan kebutuhan oksigen.

"Penambahan tempat tidur di Jakarta dengan worst case scenario saya kira berjalan terus. Dan juga di Jawa Barat, Bandung, di Semarang, sampai di Jawa Timur dan Bali," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Senin (12/7/2021).

Baca juga: Luhut Akui Worst Case Scenario Lonjakan Covid-19 Telah Dijalankan

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, tingkat keterisan tempat tidur atau bed occupancy rate 18 provinsi di Indonesia sudah di atas 60 persen. Bahkan, Provinsi Banten mencatat BOR mencapai 91 persen.

Di posisi berikutnya terdapat DI Yogyakarta (90 persen), DKI Jakarta (86 persen), Lampung (86 persen), Jawa Barat (85 persen), dan Kalimantan Timur (85 persen).

Luhut mengaku, telah meminta TNI untuk menyiapkan rumah sakit lapangan untuk mengantisipasi lonjakan tersebut.

Pada saat bersamaan, pemerintah terus mengupayakan pasokan obat yang dibutuhkan dalam perawatan pasien Covid-19, seperti Actemra dan Remdesivir, untuk dapat diproduksi di dalam negeri.

Baca juga: Ini Strategi Jawa Barat Turunkan BOR Rumah Sakit 3 Persen

Selain itu, upaya pemenuhan pasokan oksigen juga terus dilakukan, di samping mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 guna mencapai herd immunity.

Ahli epidemiologi dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman menilai, langkah pemerintah yang telah menyiapkan worst case scenario perlu diapresiasi.

Meski begitu, pelaksanaan 3T yaitu tracing, testing, dan treatment perlu diperkuat untuk meringankan beban rumah sakit.

"Ini yang dilakukan ini baru di hilir, dan kita enggak bisa selalu mengandalkan itu, karena penduduk kita besar. Kalau kita tidak cegah di hulunya, ya jebol, sekarang saja sudah jebol fungsi layanan kesehatan maka perkuat juga di hulu 3T," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/7/2021).

Dicky mengatakan, kapasitas testing dan tracing sebaiknya tidak hanya 500.000, tetapi ditingkatkan menjadi 1 juta.

"Karena kalau ada kematian 1.000 kasus berarti tiga minggu lalu saja sudah paling 130.000 kasus infeksi. Nah, itu artinya yang terdeteksi dan yang ada di masyarakat itu bukan 130.000, tapi kali 10 (kali)-nya, ini yang harus dicegah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com