Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Hari Pandemi Covid-19 dan Target 5 Juta Vaksinasi Per Hari dari Jokowi

Kompas.com - 14/07/2021, 06:22 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 500 hari.

Kondisi ini terhitung sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 hingga hari ini, Rabu (14/7/2021).

Dalam penanganan pandemi, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu strategi pemerintah.

Tujuannya, agar kekebalan kelompok atau herd immunity dapat tercapai, sehingga penularan virus corona yang menjadi penyebab penyakit itu bisa dihambat.

Untuk mencapai kekebalan kelompok itu, vaksinasi Covid-19 semula ditargetkan dapat menjangkau 70 persen penduduk Indonesia atau sekitar 182 juta jiwa.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui laman www.kemkes.go.id pada Selasa (13/7/2021) sore melaporkan jumlah masyarakat yang sudah divaksin dosis pertama yakni sebanyak 36.395.019 orang.

Kemudian, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis kedua mencapai 15.038.548 orang.

Baca juga: Ramai Lonjakan Kasus Covid-19 Disebut karena Vaksinasi, Ini Penjelasan Kemenkes

Sebagaimana diketahui, vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali dalam rentang 28 hari hingga 3 bulan. Pemberian dua dosis vaksin dilakukan guna memperkuat antibodi bila sewaktu-waktu terpapar virus tersebut.

Adapun masyarakat yang divaksin yakni dari kalangan tenaga kesehatan, petugas publik dan lansia. Mereka adalah sasaran pada program vaksinasi tahap kedua.

Pada tahap kedua ini pemerintah menargetkan 40.349.049 orang yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.

Cakupan vaksinasi tahap kedua baru mencapai 90,20 persen untuk dosis pertama dan 37,27 persen dosis kedua.

Sementara vaksinasi tahap pertama yang menargetkan tenaga kesehatan, cakupannya sudah mencapai 107,03 persen untuk dosis pertama dan 97,24 persen untuk dosis kedua.

Adapun sasaran pada tahap pertama untuk tenaga kesehatan yakni sebanyak 1.468.764 orang.

Sebanyak 1.571.983 tenaga kesehatan sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.428.202 telah disuntik dosis kedua.

Baca juga: 5 Tempat Vaksinasi Covid-19 Unik di Dunia, Ada Kastel Drakula

Kemudian, sasaran pada tahap kedua untuk petugas publik ditargetkan sebanyak 17.327.167 orang.

Data pemerintah menunjukkan 19.564.690 orang petugas publik sudah divaksinasi dosis pertama dan 8.781.959 orang telah disuntik vaksin dosis kedua.

Sementara sasaran vaksinasi untuk lansia sebanyak 21.553.118 orang.

Hingga saat ini, sebanyak 5.055.120 orang lansia telah divaksinasi dosis pertama dan 3.023.237 lansia disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.

Pemerintah juga mendata ada 2.137.048 tenaga pendidik yang sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.522.850 orang sudah divaksinasi dosis kedua.

Proses vaksinasi Covid-19 sendiri telah dimulai sejak 13 Januari 2021 lalu.

Secara simbolik, Presiden Joko Widodo menjadi menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19.

Saat itu presiden disuntik vaksin produksi Sinovac Biotech Ltd asal China.

Baca juga: Ahli Jelaskan Penyebab Perubahan Siklus Menstruasi Setelah Vaksinasi Covid-19

Sudah 137 juta lebih dosis vaksin diterima

Pada Selasa malam, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, hingga saat ini, pemerintah sudah menerima 137.611.540 dosis vaksin Covid-19.

"Indonesia telah mengamankan dan menerima 137.611.540 dosis vaksin baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin jadi," kata Retno dalam keterangan pers secara virtual.

Retno mengatakan, Indonesia pada Selasa kembali kedatangan vaksin AstraZeneca melalui jalur multilateral Covax Facility sebanyak 3.476.400 dosis vaksin.

Ini, kata dia, merupakan pengiriman ke delapan vaksin Covid-19 dari jalur multilateral Covax Facility.

Dengan demikian, hingga 13 Juli 2021, Indonesia telah menerima vaksin jadi secara gratis dari jalur multilateral sebesar 14.748.060 dosis.

"Kemarin 12 Juli 2021 Indonesia menerima vaskin Sinovac sejumlah 10.280.000 dosis dalam bentuk curah atau bahan baku, dan siang ini pada pukul 12.05 Indonesia juga telah menerima vaksin Sinopharm berjumlah 1.408.000 dosis vaksin jadi," tuturnya.

Baca juga: Pemerintah Tingkatkan Target Minimal Vaksinasi Jadi 208 Juta Penduduk

Lebih lanjut, Retno mengatakan, beberapa hari ke depan, pemerintah akan menerima dosis vaksin Moderna dari Amerika Serikat yang merupakan pengiriman kedua melalui jalur multilateral Covax Facility.

Selain itu, akan tiba dosis vaksin Covid-19 dari Jepang melalui jalur bilateral.

"Dan dari Uni Emirat Arab ini juga merupakan pengiriman yang kedua," pungkasnya.

Sehingga pada saat ini sudah ada empat jenis vaksin yang diterima Indonesia yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm dan Moderna.

Suplai vaksin menjadi kendala

Selama pelaksanaan sejak Januari hingga saat ini, vaksinasi Covid-19 banyak menemui kendala.

Di antaranya ketersediaan vaksin, persoalan pemerataan akses vaksin hingga sikap masyarakat yang masih enggan divaksin.

Hambatan ini disebut pemerintah harus terus diantisipasi.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, masalah yang dihadapi Indonesia bukan berapa jumlah suntik atau anggarannya tetapi suplai vaksin yang sangat sedikit.

Dia menerangkan, dalam bulan pertama program vaksinasi di awal tahun 2021, vaksin yang didapat Indonesia hanya 3 juta dosis.

Baca juga: Simak, Ini Lokasi Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun di Jakarta Barat

"Itu sebabnya saat (vaksin yang dimiliki) 3 juta dosis sebulan, kita stel 100.000 penyuntikan setiap hari," ungkap Budi dalam webinar bertajuk Eskalasi Covid-19 di Indonesia: Basis Ilmiah, Strategi Pengendalian, dan Kebijakan yang diselenggarakan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) pada Minggu (11/7/2021).

"Nah sekarang bisa 30 juta sebulan, makanya kita genjot ke satu juta (vaksin) sehari."

Kemenkes menargetkan vaksinasi 1 juta suntikan per hari dapat dipertahankan selama bulan Juli ini.

Target tersebut dapat terpenuhi hanya jika suplai vaksin tersedia.

Pemenuhan vaksinasi di setiap daerah pun berbeda. Budi mengatakan, hal ini ditentukan berdasarkan daerah-daerah yang parah dengan angka kasus Covid-19 tinggi.

Bali dan DKI Jakarta adalah dua daerah yang telah mendapat vaksin dosis pertama lebih dari 60 persen.

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, Indonesia saat ini belum dapat memproduksi vaksin sendiri. Oleh karena itu, Indonesia sangat bergantung pada negara-negara pembuat vaksin.

"Kita terbatasnya bukan karena anggaran, tapi negara-negara penghasil vaksin enggak kasih vaksinnya ke kita. Ini seglobal," kata Budi.

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi Gotong Royong Individu Tak Hilangkan Hak Publik Peroleh Vaksin Gratis

Ada lima negara pembuat vaksin, yakni Inggris, Rusia, AS, India, dan China.

Kelima negara ini, tutur Budi, jelas lebih mengutamakan vaksinasi untuk masyarakatnya sendiri. Ketika sudah selesai baru diberi untuk negara-negara lain.

Dalam paparannya, Budi menjelaskan, pada bulan Januari 2021 vaksin yang didapat Indonesia hanya 3.000.000 dalam sebulan.

Kemudian pada bulan Juli ini disiapkan 33.585.040 vaksin, sehingga diharapkan target 1 juta vaksin per hari dapat terpenuhi.

Lalu, untuk kumulatif vaksin selama 6 bulan ketersediaan vaksin Indonesia totalnya 70.474.300 dosis.

Sehingga, jika jumlah 70 juta dosis vaksin itu dibagi 6 bulan, kecepatan vaksinasi setiap bulan rata-rata hanya sekitar 12 jutaan dosis.

Untuk enam bulan mendatang, Menkes telah menargetkan dapat menyuntikkan lebih dari 300 juta vaksin atau 50 juta dosis dalam satu bulan.

"Kira-kira 1,8 juta per day. Itu makanya kita tes kemarin, bisa enggak 1,5 juta dosis per hari. Ternyata bisa," ungkapnya.

Baca juga: Sakit dan Harus Menunda Vaksinasi Dosis Kedua, Apakah Pengaruhi Efektivitas Vaksin?

Dikatakan Budi, Indonesia termasuk beruntung. Karena sebagai negara yang tidak memproduksi vaksin, kita negara ke-11 yang berhasil mendapatkan vaksin dalam jumlah banyak.

"Jadi jika tanpa 5 negara penghasil vaksin, kita nomor 6 di dunia. Ini lobi politiknya super tinggi dan super tegang di seluruh dunia. Jadi mendapatkan vaksin tergantung lobinya kita juga," tutupnya.

Jokowi targetkan 5 juta penyuntikan vaksin sehari

Presiden Joko Widodo ingin program vaksinasi Covid-19 terus dipercepat.

Presiden menegaskan bahwa target vaksinasi pada bulan Agustus sebanyak 2 juta suntikan setiap hari.

"Target mulai Juli 1 juta (suntikan) per hari, harus. Sekarang tidak ada tawar-menawar, saya sampaikan 1 juta harus. Agustus, 2 juta harus," kata Jokowi, saat membuka Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (30/6/2021).

Jokowi menambahkan, dirinya telah menetapkan target capaian vaksinasi per bulan. Khusus bulan Juli, ditargetkan vaksinasi mencapai 34 juta suntikan.

Baca juga: Kemenkes Siapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Berbayar

Kemudian pada Agustus mencapai 43,7 juta suntikan, September 53 juta suntikan, Oktober 84 juta, November 80,9 juta, dan Desember 71,7 juta suntikan vaksin.

Meski tidak mudah, Jokowi yakin target itu bisa dicapai. Kuncinya adalah pemerintah mengupayakan ketersediaan vaksin.

"Ini memang target yang tidak kecil, tapi setelah kita coba sehari bisa 1,3 (juta suntikan), saya meyakini meningkatnya menjadi angka 2,5 juta itu bukan sebuah hal yang sulit, asal satu kuncinya, vaksinnya ada," kata Jokowi.

Dalam kesempatan lain, Budi mengatakan, Presiden Joko Widodo ingin pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bisa naik hingga 5 juta suntikan per hari.

Hal tersebut disampaikannya usai menggelar rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito, dan sejumlah pejabat lain pada Selasa (6/7/2021).

"Presiden mengharapkan agar 1 juta vaksinasi pada Juli ini bisa terus dicapai. Beliau mengatakan, pada Agustus target vaksinasi harus mencapai 2 juta per hari," ujar Budi dalam konferensi pers secara daring lewat YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi Covid-19 Berbayar untuk Individu Sifatnya Tidak Wajib

"Dan beliau juga ingin kalau bisa dinaikkan sampai 5 juta (per hari)," lanjutnya.

Untuk mencapai target-target tersebut, pelaksanaan vaksinasi massal dan pemerataan distribusi vaksin terus dilakukan.

Selain itu, pemerintah juga mengajak TNI dalam mendukung percepatan program vaksinasi.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Prantara Santosa mengatakan, TNI mendapatkan alokasi vaksinasi 200.000 orang per hari demi mempercepat pencapaian target penyuntikan 1 juta vaksin secara harian.

Untuk mendukung target tersebut, TNI menambah 176 personel untuk mempercepat vaksinasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan merekrut 3.000 relawan medis dan nonmedis.

"Program perekrutan ini merupakan perintah langsung dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang menargetkan untuk DKI Jakarta dan sekitarnya sebelum tanggal 17 Agustus 2021 herd immunity-nya sudah harus mencapai di atas 70 persen untuk usia 12 tahun ke atas," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com