Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Teroris Lone Wolf: Alasan Pelaku Beraksi Seorang Diri dan Pengaruh Medsos

Kompas.com - 01/04/2021, 10:13 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo memastikan bahwa ZA (25) merupakan tersangka terduga teroris penyerang Mabes Polri yang melancarkan aksi lone wolf atau pelaku tunggal.

Polri menduga aksi yang dilakukan ZA ini karena terpengaruh ideologi kelompok teror ISIS, yang terlihat dari unggahannya di Instagram.

"Yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf berideologi ISIS. Yang bersangkutan (terbukti) dengan postingan-nya di media sosial," ujat Sigit di Mabes Polri, Rabu malam.

Baca juga: Aksi Teroris Milenial: Lone Wolf, Unggah Konten di IG, Pamit di Grup WhatsApp

Lantas apa itu aksi terorisme lone wolf?

1. Aksi mandiri

Pengamat terorisme dari Community of Ideological Islamic Analyst Harits Abu Ulya menjelaskan, seorang lone wolf merupakan sebuah aksi serangan yang dilakukan seseorang secara mandiri.

Kemandirian tersebut mulai dijalankan sejak dari persiapan hingga tiba waktunya eksekusi aksi.

Di samping itu, seseorang yang menjalankan aksi lone wolf umumnya tidak mempunyai jaringan dengan kelompok teroris mana pun.

"Lone wolf itu aksi tunggal, aksi mandiri yang dalam prosesnya dia juga siapkan sendiri. Dalam aksinya, pada saatnya juga melakukan sendiri dan dia tidak berhubung dengan jejaring kelompok teroris mana pun," ujar Harits ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Kapolri Sebut Penyerang Mabes Polri Teroris Lone Wolf

2. Keinginan pribadi

Kendati demikian, kata Harits, seseorang yang menjalankan aksi lone wolf tidak menutup kemungkinan bagian entitas kelompok teroris tertentu.

Hanya saja, seorang lone wolf mempunyai keinginan pribadi dan aksinya pun tidak mengatasnamakan kelompoknya.

"Jadi keinginan personal dia melakukan aksi dan tidak mengatasnamakan kelompoknya, tidak juga kemudian atas inisitaif kelompoknya. Dia inisiatif sendiri, tapi masih ada sisa dia keterkaitan," jelas Harits.

Baca juga: Teroris Penyerang Mabes Polri Drop Out Saat Kuliah Semester 5

3. Pengaruh medsos

Harits menyebut seorang lone wolf dalam melancarkan aksinya tak lepas dari dorongan alam pikirannya.

Alam pikiran tersebut berangkat dari berbagai informasi yang disajikan media, terutama informasi yang tersebar di media sosial.

Dari alam pikiran tersebut, seorang lone wolf kemudian mempunyai obsesi untuk melancarkan aksi teror.

"Jadi yang menghubungkan dia adalah persoalan alam pikiran yang bisa didapatkan dari media informasi, terutama adalah di dunia maya," kata dia.

Baca juga: Jokowi: Saya Tegaskan, Tak Ada Tempat bagi Terorisme di Tanah Air

Adapun tersangka teroris yang menyerang Mabes Polri merupakan seorang perempuan yang berinisial ZA.

ZA berusia 25 tahun dan tinggal di Ciracas, Jakarta Timur.

Saat menerobos masuk ke Mabes Polri, ZA melesakkan enam tembakan ke petugas di pos jaga utama.

Ia lalu dilumpuhkan dengan tembakan jarak jauh dan tewas di tempat setelah peluru bersarang di tubuhnya.

Jenazah ZA kini sudah dibawa ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur untuk diautopsi.

Baca juga: Terduga Teroris Penyerang Mabes Polri Lepaskan 6 Tembakan Saat Menerobos Masuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com