Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komarudin Hidayat
Cendekiawan

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 18 Oktober 1953 adalah seorang cendekiawan yang juga Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk masa jabatan dua periode, 2006-2010 dan 2010-2015. Selengkapnya baca di sini.

Mengenang Mas Teddy Rusdy

Kompas.com - 10/03/2021, 17:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saya merasa berteman dekat, sekalipun kenal setelah pensiun. Meskipun memiliki pengalaman militer dan informasi politik yang sangat kaya seputar pemerintahan Orde Baru saat itu, Mas Teddy sangat hati-hati, bahkan pelit jika diajak bicara politik.

Hal ini sangat saya maklumi karena karirnya memang di bidang intelijen, bahkan dianggap sebagai kepercayaan Jendral LB Moerdani, ikon intelijen militer Indonesia.

Tetapi obrolan seketika menjadi cair dan mengalir ketika saya membincang golf. Hal ini sesungguhnya juga berlaku bagi semua jenis permainan ketika orang membicarakan hobi yang sama.

Entah itu hobi memelihara burung, hobi memancing, kolektor benda-benda antik, lukisan, ataupun memiliki hobi yang sama dalam satu cabang olahraga.

Baca juga: Olahraga Singkat Juga Bikin Tubuh Bugar dan Sehat

 

Hal-hal yang oleh orang lain dianggap sepele dan tidak menarik, bagi mereka yang hobi bisa mendatangkan gairah dan keasyikan ketika dibahas. Bahkan seseorang rela mengeluarkan beaya sampai ratusan juta untuk sebuah hobi.

Dua hal yang Mas Teddy semangat jika diajak ngobrol, yaitu dunia penerbangan dan teknik bermain golf. Berbagai macam pesawat tempur dengan fasih Mas Teddy bisa bercerita kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Terasa ada keasyikan, bahkan mungkin kemiripan, ketika mengendalikan pesawat tempur dan mengayunkan stick golf untuk menembakkan bola agar tepat sasaran. Mas Teddy salah satu pelatih saya dalam permainan golf.

Dia mengajari putting di atas karpet rumahnya, bagaimana mengantarkan bola agar masuk lubang. Sejak dari cara memegang putter, mengantar bola, dan posisi badan. Setelah latihan putting di rumah, lain hari praktik di lapangan rumput.

Pagi-pagi saya nyamper di rumahnya, kompleks Bukit Golf Pondok Indah, lalu naik cart, mobil golf, menuju lapangan golf, tak sampai lima menit. Bermain delapan belas holes, sekitar empat jam kami menikmati lapangan hijau yang tertata rapi, indah, sambil ngobrol-ngobrol ringan.

Dia memperagakan cara bermain. Dia memperhatikan saya ketika mengayunkan stick, lalu dia betulkan. Golf itu permainan sehat untuk para senior, katanya.

Jalan kaki sambil memukul bola. Golf bisa mencegah pikun karena kaki, tangan, mata, pikiran, perasaan kesemuanya ikut aktif bermain, lanjut Mas Teddy.

Hal yang juga menarik, katanya lagi, golf bisa dimainkan bersama lintas generasi. Karena pada dasarnya golf itu bermain sendiri-sendiri dalam kebersamaan, atau bermain bersama tetapi dalam kesendirian.

Lewat permainan golf seseorang akan mudah mengetahui karakter seseorang. Apakah dia seorang yang teliti, sabar, cermat, hati-hati, penuh perhitungan, senang menghargai teman, ataukah sebaliknya, sifat-sifat itu tak bisa disembunyikan dalam lapangan golf.

Sepanjang yang saya lihat terhadap Mas Teddy setelah berulangkali main golf, dia orangnya cermat, selalu menjaga emosi, dan yakin apa yang dilakukannya. Sebagai seorang militer dan juga intelejen memang sudah semestinya memiliki sifat dan sikap itu.

Makna umur

Mas Teddy Rusdy dari sisi usia dan catatan kalender dia sudah dicoret dari daftar penduduk Indonesia. Namun orang beriman meyakini bahwa kematian itu bukan berakhirnya kehidupan, melainkan perpindahan dan kelanjutan panggung kehidupan.

Orang beriman meyakini ruh itu tidak mengenal kelahiran dan kematian. Al Qur’an menyebutkan, ruh masuk ke jasad ditiupkan Tuhan, bukan diciptakan.

Apa yang disebut kematian adalah ketika ruh meninggalkan jasad seseorang dengan membawa semua rekaman dari tugasnya memimpin jasad dan jiwa manusia dalam menjalani hidup di dunia ini.

Namun, tidak berarti kematian merupakan akhir kehidupan. Kalau saja kematian bagaikan tutup buku dari semua sepak terjang manusia, lalu setelahnya tak ada lagi kehidupan, lalu bagaimana pertanggungjawaban moral dari mereka yang berbuat jahat terhadap sesamanya?

Ada rasa ketidakadilan jika para pejuang kebaikan dan pelaku kejahatan semuanya sama posisinya begitu ajal mengakhiri drama hidup ini.

Kata umur berasal dari bahasa Arab memiliki akar kata dengan makmur. Artinya, umur seseorang itu tidak diukur dari sisi panjang-pendeknya usia, melainkan seberapa produktif seseorang memanfaatkan anugerah dan aset waktu atau usianya untuk menciptakan kemakmuran yang bisa dinikmati orang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com