Bisa saja seseorang usianya pendek, namun produktivitasnya sangat tinggi dibanding mereka yang usianya panjang namun tidak produktif. Lebih celaka lagi jika usianya lebih banyak menghasilkan tindakan yang destruktif, yang mendatangkan kerusakan dan malapetaka bagi orang lain.
Orang yang sudah meninggal sesungguhnya masih bisa tetap produktif, panjang umur, jika seseorang mewariskan “amal jariah”, yaitu warisan kebajikan yang mendatangkan manfaat bagi yang masih hidup.
Menurut Rasulullah SAW, ada tiga macam warisan yang bisa mendatangkan dividen pahala bagi orang yang telah wafat. Yaitu, peninggalan harta benda yang dimanfaatkan untuk kebaikan bersama, seperti membangun rumah ibadah, mendirikan lembaga pendidikan, dana abadi beasiswa, sarana umum.
Selama semua fasilitas itu masih berjalan dan mendatangkan manfaat, maka almarhum akan memperoleh dividen kebajikan dari amal jariahnya. Semakin besar nilai gunanya, semakin besar dividen pahala yang diterimanya.
Bentuk amal jariah yang lain adalah jika almarhum mewariskan ilmu pengetahuan yang mendatangkan nilai guna bagi banyak orang.
Hal ini berkaitan dengan amal jariah lain, yaitu meninggalkan anak saleh yang senantiasa mendoakan bagi almarhum. Anak saleh di sini tidak dibatasi anak kandung, melainkan bisa juga anak didik.
Jadi, jika ingin dividen pahalanya terus mengalir, hendaknya seseorang mewariskan harta, ilmu, dan anak yang saleh yang ketiganya produktif dan memberikan kebaikan bagi banyak orang.
Sebaliknya, peninggalan harta, ilmu, dan anak yang tidak mendatangkan manfaat di jalan Tuhan bisa jadi menyengsarakan di alam kuburnya.
Oleh karenanya, Nabi selalu mengingatkan bahwa sebaik-baik harta dan ilmu itu yang mendekatkan pada derajat ketaqwaan, karena akhirnya yang akan dinilai dari hartanya itu adalah dengan cara apa harta didapatkan, dan untuk apa dan siapa dibelanjakan.
Demikianlah, semoga almarhum Mas Teddy Rusdy sudah memperoleh kehidupan barunya yang jauh lebih indah dan damai.
Dalam Islam, orang yang telah meninggal itu disebut “almarhum”, artinya yang terkasih, yang dilimpahi kasih sayang Tuhan. Yang sudah terbebaskan dari berbagai godaan dan jebakan dunia.
Ini sejalan dengan kata wafat, yaitu disempurnakan pahalanya dari apa yang dia perjuangkan selama hidupnya. Wafat juga berarti panen, menikmati hasil yang masih tertahan selama di dunia.
Semoga Mas Teddy Rusdy saat ini jauh lebih kaya dan bahagia, sebuah kakayaan dan kebahagiaan yang lebih sejati.
Ungkapan lain yang popular, meninggal juga disebut berpulang. Yaitu pulang ke rumah asal yang penuh limpahan rahmah dan berkah Ilahi.
Ini mengingatkan kita semua bahwa dunia ini bagaikan tempat bercocok tanam, kata Rasulullah SAW. Tak ada peristiwa yang paling membahagiakan dari pulang ke rumah ketemu Dia yang paling kita cintai dan rindukan, dengan membawa hasil panen selama menjalani hidup di dunia, yaitu catatan iman dan amal saleh jariah.
Mas Teddy, sekalipun jasad sudah menyatu kembali dengan tanah, sebagai teman saya yakin dan berdoa, perjuangan dan pengabdianmu pada bangsa dan masyarakat menjadi jembatan dan pintu memasuki kehidupan akhirat yang jauh lebih indah dan membahagiakan.
Semoga amal jariah yang Mas Teddy tinggalkan akan selalu mengalirkan dividen pahala, menjadi penerang di rumah yang baru. (*Komaruddin Hidayat, cendekiawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.