Berdasarkan LHKPN, harta kekayaan Bagyo yakni Rp 1.987.550.354. Sementara pasangannya FX Supardjo mempunyai total harta kekayaan Rp 1.090.475.781. Jika digabungkan, harta kekayaan pasangan ini hanya Rp 2,9 miliar.
Jurkam mentereng vs komunitas
Masa kampanye Pilkada Serentak 2020 dimulai sejak 26 September lalu dan berlangsung selama 71 hari.
Dalam kampanyenya, pasangan Gibran-Teguh didukung para juru kampanye yang mentereng.
Ketua Umum PDI-P yang juga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bahkan sampai turun langsung menjadi juru kampanye.
Begitu juga putri Megawati yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR, Puan Maharani.
Bahkan rival ayah Gibran pada Pilpres 2019, Sandiaga Salahuddin Uno, juga turut mendukung dan menjadi juru kampanye bagi Gibran-Teguh.
Baca juga: Gibran dan Menantu Wapres Jadi Ketua-Wakil Ketua MP Karang Taruna
Gibran-Teguh lebih memanfaatkan kampanye virtual sehingga efektif karena tidak menimbulkan kerumunan massa.
Sementara itu, Bagyo-Supardjo tidak gentar dengan strategi paslon lawan.
Bajo yang mengusung konsep "koalisi rakyat" tidak menghadirkan jurkam tokoh nasional, tetapi menggunakan "Tikus Pithi" sebagai jurkam.
Adapun strategi kampanye yang dilakukan adalah dengan cara door to door atau mendatangi warga dari rumah ke rumah.
Baca juga: Sandiaga Uno Jadi Jurkam di Pilkada Solo 2020, Gibran: Saya Senang Sekali
"Kita lebih mengedepankan door to door. Kalau mengarah ke jurkam, tetap kita menggunakan Tikus Pithi. Kita satu konsep, satu komando kita lebih mendekatkan dengan masyarakat," kata Ketua II Tim Pemenangan Bajo, Sutrisno, kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Senin (5/10/2020).
Sutrisno menilai warga Solo sudah cerdas dalam menentukan calon pemimpin yang akan mereka pilih pada penyelenggaraan Pilkada 2020.
"Karena sudah 75 tahun, politik ya ngapunten (mohon maaf) hanya janji-janji. Katanya untuk rakyat, ternyata sama saja," terang dia.
Bajo membuat program kerja selama satu hari dengan konsep pangan, sandang, dan papan. Program kerja ini diharapkan nantinya tidak ada lagi warga Solo yang hidupnya susah.
"Program satu hari dengan planning pangan, sandang, papan sudah terkonsep. Kita tinggal mencari data sensus warga Solo. Door to door ini sebagai cara untuk mengetahui apakah ada warga yang masih menganggur," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.