Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Meningkat di Tengah Perhelatan Pilkada Serentak...

Kompas.com - 19/10/2020, 14:47 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Jumlah pelanggaran protokol kesehatan selama masa kampanye Pilkada 2020 meningkat. Peningkatan kasus pelanggaran itu diikuti dengan peningkatan jumlah kasus penularan virus corona di sejumlah provinsi yang menyelenggarakan pilkada.

Data yang disampaikan Badan Pengawas Pemilu RI seharusnya dapat menjadi acuan bagi penyelenggara pemilu, pemerintah, dan aparat berwenang untuk memberlakukan sanksi yang lebih ketat bagi pelanggar protokol kesehatan. Sehingga, penyelenggaraan pilkada yang diputuskan oleh pemerintah, DPR dan penyelenggara pemilu tidak justru semakin memperparah anga penularan Covid-19 di Indonesia.

Berdasarkan data yang dirilis Bawaslu, Minggu (18/10/2020), jumlah kasus pelanggaran protokol kesehatan dalam kurun 6-15 Oktober sebanyak 375 kasus. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan kasus pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi sepuluh hari sebelumnya, yaitu 237 kasus, dalam rentang 26 September hingga 5 Oktober.

Baca juga: Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 akibat Pilkada, Kemendagri: Patuhi Protokol Kesehatan, Sanksi Tegas bagi Pelanggar

“Bawaslu menindaklanjuti pelanggaran tersebut dengan menerbitkan peringatan tertulis untuk pasangan calon dan/atau tim kampanye hingga pembubaran kampanye,” kata anggota Bawaslu M Afifuddin dalam keterangan tertulis.

Adanya peningkatan kasus pelanggaran protokol kesehatan ini, imbuh dia, seiring dengan peningkatan dengan jumlah kampanye dengan metode pertemuan terbatas dan/atau tatap muka. Bawaslu mencatat, ada 16.468 kegiatan kampanye pertemuan terbatas di 270 daerah yang menyelenggarakan pilkada dalam kurun 6-15 Oktober.

Jumlah itu meningkat bila dibandingkan dengan periode 10 hari pertama kampanye yaitu sebanyak 9.189 kegiatan kampanye.

Anggota Bawaslu lainnya, Ratna Dewi Petalolo mengungkapkan, kampanye daring atau online yang diharapkan dapat menjadi alternatif pencegahan penularan Covid-19 ternyata belum menjadi pilihan yang dilakukan oleh pasangan calon kepala daerah.

“Ada faktor koneksi internet, hingga efektivitas kampanye daring yang kurang menguntungkan untuk mendongkrak elektabilitas paslon yang dijadikan alasan,” ungkap Ratna, seperti dilansir dari Kompas.id.

Baca juga: Pelanggaran Protokol Kesehatan Saat Kampanye Pilkada Meningkat

Tak kurang dari 233 peringatan tertulis yang telah dikeluarkan Bawaslu kepada calon kepala daerah beserta tim suksesnya selama kurun sepuluh hari kedua pengawasan. Jumlah ini meningkat dibandingkan peringatan yang dikeluarkan pada sepuluh hari pertama yang mencapai 70 peringatan tertulis.

Kasus Covid-19 meningkat

Masih berdasarkan laporan yang sama, Bawaslu membandingkan peningkatan kasus pelanggaran protokol kesehatan dengan meningkatnya kasus penularan Covid-19 di daerah pemilihan. Ada sembilan provinsi yang dipantau perkembangan kasus penularannya oleh Bawaslu.

Hasilnya, diketahui ada lima provinsi yang mengalami peningkatan kasus penularan virus corona. Di Kalimantan Utara, misalnya, ada 128 kampanye pertemuan terbatas yang terjadi selama 20 hari kampanye. Hasilnya, ada peningkatan penularan Covid-19 sebanyak 12 kasus.

Sementara di Sumatera Barat, dari 278 kampanye pertemuan terbatas yang dilakukan, terdapat penambahan 149 kasus. Adapun di Jambi, dari 1.222 kampanye pertemuan yang berlangsung, tercatat ada 120 kasus positif Covid-19.

Baca juga: Pelanggaran Protokol Kesehatan Paling Banyak Terjadi di Pertemuan Terbatas Kampanye Pilkada

Meski demikian, Bawaslu juga mencatat adanya penurunan kasus. Seperti yang terjadi di Kalimantan Tengah, meski ada 34 pertemuan terbatas, rupanya terjadi penurunan kasus hingga 100 kasus. Hal yang sama juga terjadi di Bengkulu dan Kepulauan Riau.

Sanksi yang lebih tegas

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyesalkan, tingginya kasus penularan virus corona di tengah perhelatan pilkada yang masih terus terjadi.

Sejak awal, sejumlah kalangan pegiat pemilu, akademisi, serta pakar epidemiologi telah memperingatkan pemerintah tentang potensi peningkatan kasus Covid-19 bila pilkada serentak tetap dilaksanakan. Namun, pemerintah, DPR dan penyelenggara pemilu bersikukuh pilkada serentak tetap dilaksanakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Satgas Damai Cartenz Tembak 5 Anggota KKB di Pegunungan Bintang Papua

Satgas Damai Cartenz Tembak 5 Anggota KKB di Pegunungan Bintang Papua

Nasional
Hangatnya Ganjar dan Jokowi: Lempar Puja-puji hingga Bisik-bisik soal Kerja Usai Dilantik

Hangatnya Ganjar dan Jokowi: Lempar Puja-puji hingga Bisik-bisik soal Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kunjungi Warga Pulau Rempang, Menko Airlangga Beri Kepastian Pembangunan Perumahan Rakyat ke Tanjung Banon

Kunjungi Warga Pulau Rempang, Menko Airlangga Beri Kepastian Pembangunan Perumahan Rakyat ke Tanjung Banon

Nasional
Menteri LHK Pastikan IKN Tak Ganggu Hutan Lindung di Kalimantan

Menteri LHK Pastikan IKN Tak Ganggu Hutan Lindung di Kalimantan

Nasional
Soal Polusi Udara, Menteri LHK Ungkap Ada 11 Industri Kena Sanksi

Soal Polusi Udara, Menteri LHK Ungkap Ada 11 Industri Kena Sanksi

Nasional
Masalah Shelter Anjing dan Kucing pun Diurusi Luhut...

Masalah Shelter Anjing dan Kucing pun Diurusi Luhut...

Nasional
Hari Kedua Rakernas IV PDI-P: Megawati Beri Arahan Tertutup, Ketua KPU dan Ketua KPK Jadi Narasumber

Hari Kedua Rakernas IV PDI-P: Megawati Beri Arahan Tertutup, Ketua KPU dan Ketua KPK Jadi Narasumber

Nasional
Janji Sejahterakan Guru, Anies: 78 Tahun Merdeka Kesejahteraan Belum Merata

Janji Sejahterakan Guru, Anies: 78 Tahun Merdeka Kesejahteraan Belum Merata

Nasional
Menanti Tersangka Korupsi di Kementan: Rumah hingga Kantor Mentan Digeledah, Senpi dan Uang Tunai Disita

Menanti Tersangka Korupsi di Kementan: Rumah hingga Kantor Mentan Digeledah, Senpi dan Uang Tunai Disita

Nasional
Kehadiran Sandiaga dan Mahfud dalam Rakernas PDI-P di Tengah Isu Jadi Cawapres Ganjar

Kehadiran Sandiaga dan Mahfud dalam Rakernas PDI-P di Tengah Isu Jadi Cawapres Ganjar

Nasional
Momen Jokowi Bisiki Ganjar di Tengah Rakernas PDI-P

Momen Jokowi Bisiki Ganjar di Tengah Rakernas PDI-P

Nasional
Momen Ganjar dan Jokowi Gandeng Megawati di Rakernas, PDI-P: Jauhkan Berbagai Spekulasi

Momen Ganjar dan Jokowi Gandeng Megawati di Rakernas, PDI-P: Jauhkan Berbagai Spekulasi

Nasional
Wacana Duet Ganjar-Prabowo di Pilpres, Siapa Sudi Mengalah Jadi Cawapres?

Wacana Duet Ganjar-Prabowo di Pilpres, Siapa Sudi Mengalah Jadi Cawapres?

Nasional
[POPULER NASIONAL] KPK Amankan Uang Puluhan Miliar Rupiah dari Rumah Mentan | Wawancara Terakhir A Yani

[POPULER NASIONAL] KPK Amankan Uang Puluhan Miliar Rupiah dari Rumah Mentan | Wawancara Terakhir A Yani

Nasional
Tanggal 2 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com