Peneliti Saiful Mujani Reseaech and Consulting Sirojudin Abbas menilai Ma'ruf masih belum selesai menjalani masa adaptasinya.
Ia mengatakan, di awal pemilihan Ma'ruf sebagai cawapres pendamping Jokowi, publik berharap ia bisa membangun solidaritas yang kuat di kalangan umat Islam dan membangun identitas islam yang pas dengan keindonesiaan.
Sirojudin menambahkan, ekspektasi itu muncul lantaran tantangan yang muncul saat ini terkait radikalisme dan terorisme di Indonesia sangat nyata.
"Itulah domain utama yang diharapkan bisa diperankan secara efektif oleh Kiai Ma'ruf. Dan sejauh ini, Ma'ruf saya kira belum menunjukkan kontribusinya," ujar Sirojudin saat dihubungi.
Baca juga: 100 Hari Jokowi-Maruf dan Nasib Pemberantasan Korupsi yang Tak Pasti
"Hemat saya sejauh ini Kiai Ma'ruf belum menunjukkan kualitas yang diharapkan sebagai tokoh pimpinan muslim, tokoh muslim berpengaruh di negara ini," lanjut dia.
Selanjutnya, Sirojudin berpendapat, semestinya Ma'ruf bisa melakukan banyak hal untuk membawa Islam moderat di Indonesia ke panggung internasional. Sebab, sebagai Ketua Umum MUI dan mantan Rais Aam PBNU Ma'ruf memiliki kapasitas tersebut.
Namun, Sirojudin menyayangkan kapasitas tersebut tidak dimanfaatkan Ma'ruf. Hal itu terlihat saat Ma'ruf batal menghadiri KTT Kuala Lumpur pada Desember 2019. Padahal di KTT tersebut hadir para pemimpin dari negara yang jumlah penduduk muslimnya cukup besar, yakni Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
"Saya kira sepantasnya Kiai Ma'ruf bisa membawa Islam Indonesia itu ke panggung internasional. Misalnya dengan kapasitasnya sebagai tokoh senior di komunitas indonesia. Maruf juga bisa nemainkan peran strategisnya di politik keagamaan," ujar Sirojudin.
"Di kalangan negara Islam lainnya, lagi-lagi itu jga belum dimainkan. Bahkan Kiai Ma'ruf tidak sempat untuk hadir di KTT Kuala Lumpur. Mudah-mudahan beliau bisa lebih efektif dan bisa segera menyesuaikan diri dengan tugas-tugas dan peran barunya sebagai Wapres," lanjut dia.
Sementara Ma'ruf Amin pun menanggapi santai penilaian negatif dari sejumlah kalangan terkait dirinya yang kurang menonjol sebagai wakil presiden.
"Kan saya ini wakil presiden, yang menonjol kan presiden," ujar Ma'ruf di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (29/1/2020).
Baca juga: Tak Menonjol dalam 100 Hari, Maruf Amin Tak Ingin Ada Matahari Kembar
"Kalau wakil presidennya menonjol nanti ada matahari kembar, tapi sebagai wapres saya menjalankan tugas-tugas saya," kata dia.
Tugas-tugas tersebut antara lain mewakili presiden ke berbagai tempat, hadir rapat kabinet, hingga menyampaikan pendapat dalam rapat kabinet. Ma'ruf Amin mengatakan, dirinya sudah menjalankan tugas-tugas yang diberikan Presiden Jokowi.
"Saya jalankan dan sebenarnya menangani berbagai yang ditugaskan oleh Presiden tapi sifatnya koordinatif. Jadi saya hanya mengoordinasi, bukan operasional. Operasional kan itu menteri. Jadi saya mengoordinasi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.