Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Nurcholis

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok. Kandidat Master Politik Internasional Universitas Shandong, China. Menyelesaikan S-1 di Departemen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia.

Dari Arab Spring Menuju Asia Spring, Pelajaran bagi Indonesia

Kompas.com - 02/10/2019, 15:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Dengan menderita hampir 90 persen luka bakar di sekujur tubuh, dan setelah koma selama 18 hari, Bouzizi akhirnya meninggal pada 4 Januari 2011.

Berita soal heroisme Bouzizi yang gigih mempertahankan haknya berjualan dan mencari nafkah tersebar di seluruh negeri. Kabar itu membangkitkan tekad rakyat Tunisia untuk bangkit melawan dan membalaskan dendamnya.

Sebanyak 5000 orang hadir saat upacara pemakamannya.

Peristiwa ini telah menyulut aksi protes maha besar dan berhasil mendepak Presiden Zine El Abidine Ben Ali dari kursi nyamannya sebagai presiden Tunisia selama 23 tahun.

Selang beberapa waktu kemudian, proses demokratisasi di Tunisia menjalar ke seantero negeri arab lainnya: Mesir, Aljazair, Bahrain, Libya, Yaman, Suriah dan Yordania.

Peristiwa ini kelak dikenal dengan sebutan “Arab Spring”.

Asal-usul istilah Arab Spring

Istilah arab Spring sendiri berasal dari proses sejarah politik yang panjang.

Ia merujuk pada pergolakan gelombang demokratisasi yang pernah terjadi di dunia pada beberapa dekade sebelumnya, khususnya gelombang revolusi yang terjadi pada negara-negara Eropa Tengah dan Barat pada tahun 1848.

Revolusi eropa 1848 dikenal dengan istilah The Spring of Nations atau Springtime of the People. Revolusi ini bermula di Kota Sisilia, Italia, kemudian meluas ke Perancis, Jerman, Austria, dan hampir seluruh negara eropa.

Kata spring (musim semi) sendiri secara politik erat kaitannya dengan harapan liberalisasi dan mengacu pada rasa optimisme terciptanya transformasi politik (Zimmer, 2011, The "Arab Spring" Has Sprung).

Arab Spring di Mesir

Seperti di Tunisia, demonstrasi di negara-negara arab lainnya juga telah melahirkan para aktor revolusi baru dengan dominasi gerakan pemuda.

Di Mesir, sebagaimana dikutip dari catatan Asiem El Difroui (2012), gerakan revolusi muncul pertama kali dari sebuah grup facebook yang digalang anak muda.

Penggerak utamanya yakni kelompok grup facebook yang menamakan dirinya “Gerakan Pemuda 6 April”.

Kelompok ini berisikan para kaum terpelajar, kelas menengah dan kelompok politik oposisi pemerintah ‘Kifayah’.

Gerakan ini menjadi penginisiasi awal terjadinya protes.

Disebut Gerakan 6 April sebab untuk mengenang kembali peristiwa penindasan berdarah yang pernah dialami sekelompok buruh tekstil di kota Nile Delta pada tahun 2008.

Selain itu, gerakan revolusi Mesir juga diprakarsai oleh grup facebook yang menamai dirinya “We Are All Khaled”.

Grup ini mencoba menarik simpati publik atas kematian Khaled, salah seorang blogger Mesir yang mati terbunuh dipukuli polisi Mesir secara sadis di sebuah kafe pada 2010.

Foto mayatnya disebarluaskan di kanal-kanal internet. Sebetulnya pengorganisasian serta protes ini telah muncul sebelum arab spring meletus.

Kematian Bouzizi di Tunisia menciptakan momentum penentu.

Puncak dari revolusi di Mesir terjadi setelah Wael Ghonim, seorang kepala pemasaran Google di Timur Tengah dan Afrika Utara ditangkap dan ditahan oleh pemerintah Hosni Mubarak.

Selanjutnya, kedua kelompok grup facebook tersebut mengoordinasikan sebuah protes besar-besaran dengan sebutan ‘Revolusi Pemuda’ pada 25 Januari 2011 untuk menentang rezim Mubarak.

Masalah ekonomi, bukan politik

Dari dua revolusi negara arab yang telah diceritakan, dan hampir di semua wilayah Arab secara keseluruhan, semua diinisiasi kaum muda.

Namun berbeda dari banyak ilmuwan barat yang mengidentifikasi Arab Spring sebagai gejala ketidakpuasan mereka terhadap sistem politik otoritarianisme, Bradley sebagaimana penulis kutip dari M. Chloe Mulderig (2013). memandangnya akibat bencana ekonomi.

Temuannya menarik. Dia mengatakan, “sebagian besar pengunjuk rasa tidak tahu apa-apa tentang ideologi politik.

Mereka dibawa ke jalan, bukan oleh keinginan yang membara untuk pemilihan umum yang bebas dan adil, tetapi oleh situasi ekonomi yang mengerikan di mana mereka hidup ”(Bradley 2012: 201).

Hasil temuan Bradley ini juga diperkuat oleh M. Chloe Mulderig.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com