Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kelompok Anarko, Vandalisme hingga Pelakunya Siswa SMP

Kompas.com - 03/05/2019, 17:50 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelompok berbaju serba hitam menjadi sorotan dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day tahun ini. Sebab, aksi kelompok itu menimbulkan kericuhan tak hanya di satu lokasi.

Kelompok yang mengatasnamakan Anarko ini melakukan beberapa aksi seperti melakukan perusakan dan melakukan aksi vandalisme.

Akibat ulahnya tersebut, beberapa anggota perkumpulan itu diamankan pihak kepolisian.

Lalu seperti apa aksi yang dilakukan kelompok Anarko? Berikut delapan faktanya:

1. Diamankan polisi

Di Bandung, Jawa Barat kelompok Anarko diamankan di Markas Polrestabes Bandung dan dibawa ke Mako Brimob Polda Jawa Barat.

Tercatat sebanyak 619 orang diamankan, terdiri dari 605 pria dan 14 wanita. Mirisnya, 293 orang berusia di bawah umur.

Disebutkan, sebagian besar anggota yang ditangkap oleh pihak Mapolrestabes Bandung tersebut merupakan warga Bandung Raya.

Para buruh yang melakukan aksi damai merasa dirugikan atas tindakan gerombolan Anarko ini.

Baca juga: Polisi: Kelompok Baju Hitam yang Beraksi di Bandung Bernama Anarko

2. Info lewat media sosial

Salah satu anggota kelompok Anarko, A (17), mengaku hanya ikut-ikutan saat melakukan aksi pada peringatan Hari Buruh Internasional di Bandung, Rabu (1/5/2019) lalu.

A mengatakan, dirinya mendapatkan informasi dari media sosial Instagram untuk datang ke Bandung mengikuti demo. Namun, dirinya malah diarahkan membuat suatu kerusuhan.

Kelompok yang mengatasnamakan Anarko Sindikalisme ini didominasi siswa mulai dari SMP hingga mahasiswa.

Adanya aksi ini membuat pihak kepolisian akan memanggil seluruh sekolah dan orangtua untuk mendapatkan pembinaan.

Baca juga: Kelompok Baju Hitam Anarko, Perusuh yang Muncul di Bandung hingga Makassar

3. Masuk McDonald's

Suasana di restoran cepat saji McDonalds usai dilempari batu dan dicoret oleh beberapa oknum saat peringatan hari buruh di Makassar, Rabu (1/5/2019).KOMPAS.com/HIMAWAN Suasana di restoran cepat saji McDonalds usai dilempari batu dan dicoret oleh beberapa oknum saat peringatan hari buruh di Makassar, Rabu (1/5/2019).
Aksi gerombolan Anarko tidak hanya di Bandung, tapi juga muncul di Makassar dan Malang.

Di Makassar, kelompok berpakaian sebar hitam ini merusak gerai McDonald's Jalan A Pettarani Makassar, Sulawesi Selatan. Tujuh pemuda diamankan polisi di Polsek Panakukang, Makassar.

Polisi menemukan beberapa barang bukti, seperti spanduk, stiker, dan buku-buku paham anarkisme.

Baca juga: Polisi Amankan 7 Anggota Anarko Perusak McDonalds Makassar saat Hari Buruh

4. Vandalisme

Di Malang, Jawa Timur, gerombolan Anarko melakukan aksi vandalisme dengan mencorat-coret Jembatan Kahuripan yang merupakan salah satu cagar budaya.

Kelompok berbaju hitam itu menuliskan "Menolak Upah Murah". Aksi tak terpuji ini dikecam Tim Ahli Cagar Budaya (TABC) Kota Malang.

Bahkan, kelakuan saat melakukan corat-coret diabadikan dalam bentuk video dan disebarkan ke masyarakat melalui media sosial.

Pelaku menutup bagian wajahnya dengan kain warna hitam. Tak hanya itu, terlihat adanya bendera warna hitam dengan lambang A di dalam lingkaran. Lambang ini diartikan sebagai anarki.

Bendera warna merah hitam yang merupakan bendera Anarko Sindikalisme juga dibawa oleh gerombolan tersebut.

Baca juga: Polisi: Lewat Grup Whatsapp, Kelompok Anarko Rencanakan Aksi Vandalisme

5. Kelompok internasional

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menuturkan, kelompok Anarko Sindikalisme melakukan tindakan memancing rusuh saat May Day adalah fenomena internasional.

Disebutkan, kelompok ini menerima doktrinisasi secara global, yaitu pekerja jangan dikekang aturan.

Menurut Tito, kelompok Anarko sudah lama berkembang di luar negeri, seperti Rusia, Amerika Selatan, dan Eropa.

Gerombolan ini baru terdeteksi muncul di Indonesia beberapa tahun lalu. Namun, baru mulai beraksi tahun ini karena telah mempunyai anggota lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pihak kepolisan akan melakukan pemetaan kelompok dan menindak tegas para pelaku yang terbukti melanggar hukum.

Selain itu, motif, konsep dan dalang di belakang kelompok tersebut juga akan diselidiki oleh pihak berwajib.

Baca juga: Kapolri Sebut Kelompok Anarko Sindikalisme adalah Fenomena Internasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com