JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih menggodok format baru debat ketiga yang rencananya melibatkan tamu undangan untuk bertanya langsung pada peserta.
Mereka yang diperkenankan bertanya pada kandidat bukan sembarang tamu undangan, melainkan tokoh-tokoh yang berkaitan dengan tema debat.
Menurut Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi, para tokoh itu harus dipastikan netral dan tidak memihak salah satu kandidat. Oleh karenanya, KPU harus berhati-hati dalam menunjuk tokoh terkait.
"Misalnya pelaku pendidikan, tokoh non panelis, yang mereka diberi kesempatan bertanya langsung pada kandidat," kata Pramono saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (21/2/2019).
Baca juga: Maruf Amin Minta Sandiaga Tidak Sungkan Saat Debat Ketiga
"KPU harus hati-hati untuk mencermati track record-nya, independensinya. Jangan sampai nanti terdeteksi orang yang kita hadirkan pendukung atau simpatisan salah satu paslon, kan jadi kontraproduktif," sambungnya.
Menurut Pramono, konsep baru ini dibuat untuk memberi ruang yang lebih luas pada masyarakat terlibat langsung dalam debat pilpres.
Sebab, debat bukan hanya untuk memfasilitasi peserta pemilu maupun tim kampanye, tetapi yang paling penting adalah masyarakat pemilih.
Baca juga: Debat Ketiga, Sandiaga Sarankan KPU Tak Hadirkan Pertanyaan dari Panelis
Meski begitu, rencana ini baru gagasan dari KPU yang belum disampaikan ke Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf maupun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
"Sedang didiskusikan, meski belum diputuskan," ujar Pramono.
Debat ketiga pilpres akan diselenggarakan Minggu (17/3/2019). Pesertanya adalah cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.
Tema debat ketiga ialah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya.
Debat ketiga pilpres akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, oleh Trans 7, Trans TV, dan CNN Indonesia TV.