Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OSO: Jangan Begitu dong Fadli Zon, Keluarga Jokowi Memang Bahagia...

Kompas.com - 13/02/2019, 10:27 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Oesman Sapta Odang (OSO) meminta Wakil Ketua DPR Fadli Zon tidak menyindir keluarga calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo. Fadli menganggap Jokowi melakukan pencitraan publik terkait keluarga harmonis.

Menurut OSO, Jokowi memang punya keluarga yang bahagia.

"Jangan begitu dong Fadli, Anda kan tahu bahwa keluarga Jokowi itu memang bahagia kok. Masa Anda enggak mau menerima kebahagiaan orang lain?" ujar OSO di Kompleks Parlemen, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Fadli Zon Sindir Pencitraan Keluarga Harmonis Jokowi

Fadli menyindir Jokowi melakukan pencitraan karena kegiatan keluarganya diabadikan banyak wartawan.

Terkait itu, OSO mengatakan aktivitas keluarga Jokowi memang menarik diliput. Menurut dia media tidak akan mau meliput sesuatu yang tidak menarik.

OSO pun meminta Fadli untuk menerima kebahagiaan keluarga Jokowi. Menurut dia, Jokowi justru memberi contoh baik bagi keluarga-keluarga di Indonesia.

"Bukti bahwa Jokowi dengan keluarganya menciptakan contoh-contoh yang baik untuk keluarga-keluarga muda. Jadi keluarga muda harus seperti dia membina anaknya, keluarganya, mantunya," kata OSO.

Baca juga: Kumpul Bareng Keluarga, Jokowi Merasakan Momen Langka

Sebelumnya, Fadli Zon menyindir pencitraan yang dilakukan calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo, terkait keluarga harmonis.

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah), putra Gibran Rakabuming Raka (kanan) dan istri Selvi Ananda (kedua kanan) dan cucu Jan Ethes (ketiga kanan), putri Kahiyang Ayu (kedua kanan) bersama suami Bobby Nasution (ketiga kanan) dan cucu Sedah Mirah berbincang dengan wartawan di Grand Garden Cafe Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/12). Dalam kegiatan tersebut, presiden bersama keluarga menyusuri kawasan Istana Bogor, Kebun Raya Bogor serta melakukan bincang media bersama wartawan kepresidenan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A./hp.WAHYU PUTRO A Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah), putra Gibran Rakabuming Raka (kanan) dan istri Selvi Ananda (kedua kanan) dan cucu Jan Ethes (ketiga kanan), putri Kahiyang Ayu (kedua kanan) bersama suami Bobby Nasution (ketiga kanan) dan cucu Sedah Mirah berbincang dengan wartawan di Grand Garden Cafe Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/12). Dalam kegiatan tersebut, presiden bersama keluarga menyusuri kawasan Istana Bogor, Kebun Raya Bogor serta melakukan bincang media bersama wartawan kepresidenan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A./hp.

Pencitraan yang dimaksud ketika Presiden Jokowi dan keluarganya jalan-jalan di Kebun Raya Bogor, pada Sabtu (8/12/2018) pagi.

Kendati demikian, Fadli menilai pencitraan tersebut dapat dikatakan gagal karena terlalu banyaknya wartawan yang hadir.

"Mbok ya sutradaranya lebih bagus dalam rancang pencitraan, misalnya mau berikan pencitraan sebagai keluarga harmonis di Kebun Raya Bogor," kata Fadli dalam diskusi bertajuk "Jelang Pilpres: Jokowi Blunder dan Panik?", di kantor Seknas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).

Baca juga: Simak, Video Liburan Ala Keluarga Jokowi...

"Tapi wartawannya terlalu banyak, harusnya kan wartawannya 2 atau 3, nanti di-share, ini sampe 100 orang, sehingga bocor," sambung dia.

Fadli pun menyinggung pencitraan tersebut memang tertuang dalam teori bernama photo operation. Menurutnya, teori tersebut muncul saat Pilpres di Amerika Serikat.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menjelaskan, jika pencitraan dilakukan sesuai teori tersebut, maka akan ada dampak atau citra yang terbentuk.

Baca juga: Cerita Jokowi Makan Telur Dibagi Empat Saat Kecil...

Kendati demikian, Fadli menilai, pencitraan keluarga harmonis Jokowi justru terkesan brutal karena perancangnya tidak memahami teori tersebut.

"Di pilpres Amerika itu memang ada teorinya, namanya photo ops, memang dia sengaja berikan pencitraan untuk dapatkan impact tertentu bahwa kita ini memang keluarga harmonis. Itu dibikin rapih, ini (Jokowi) dibikin pencitraan brutal karena tidak mengerti teorinya," terangnya.

Kompas TV Hobi nge-vlog putra Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Kaesang Pangarep sepertinya menular kepada ayahnya.<br /> <br /> Dengan nge-vlog, Jokowi mengabadikan perjalanan dirinya ke sejumlah daerah. Belakangan Jokowi terlihat aktif merekam sebagian kegiatannya dan menggunggahnya ke akun media sosial miliknya, seperti Instagram.<br /> <br /> Baru-baru ini, Jokowi nge-vlog bareng dengan Yenny Wahid sedang ngopi di Bangkalan, Jawa Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Menperin Bakal Pelajari Isu Sritex Bangkrut

Nasional
Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Usung Sohibul Iman Jadi Bakal Cagub, PKS Tegaskan Partai Pemenang Pileg di Jakarta

Nasional
KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

KPAI Desak Polisi Transparan Dalam Kasus Kematian Pelajar 13 Tahun di Padang

Nasional
Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Rotasi Pj Gubernur, Mendagri Bantah Presiden Cawe-cawe Pilkada 2024

Nasional
PDN Diserang 'Ransomware', Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

PDN Diserang "Ransomware", Komisi I Ingatkan Pentingnya Peningkatan Keamanan Siber

Nasional
PKS Jagokan Sohibul Iman di Jakarta, Airlangga Ingatkan Pilkada Butuh Koalisi

PKS Jagokan Sohibul Iman di Jakarta, Airlangga Ingatkan Pilkada Butuh Koalisi

Nasional
Staf Airlangga Jadi Pj Gubernur Sumsel, Mendagri: Kami Ingin Beri Pengalaman

Staf Airlangga Jadi Pj Gubernur Sumsel, Mendagri: Kami Ingin Beri Pengalaman

Nasional
Tanggapi Putusan MA, Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Tidak Perlu Serentak

Tanggapi Putusan MA, Mendagri: Pelantikan Kepala Daerah Tidak Perlu Serentak

Nasional
Badan Pengkajian MPR Sebut Wacana Amendemen UUD 1945 Terbuka untuk Didiskusikan

Badan Pengkajian MPR Sebut Wacana Amendemen UUD 1945 Terbuka untuk Didiskusikan

Nasional
Sahroni Didorong Maju Pilkada Jakarta, Paloh: Dia Punya Kapabilitas, tetapi Elektabilitasnya...

Sahroni Didorong Maju Pilkada Jakarta, Paloh: Dia Punya Kapabilitas, tetapi Elektabilitasnya...

Nasional
Istana Tetapkan Tema dan Logo HUT ke-79 RI: 'Nusantara Baru, Indonesia Maju'

Istana Tetapkan Tema dan Logo HUT ke-79 RI: "Nusantara Baru, Indonesia Maju"

Nasional
KPI Tegaskan Belum Pernah Terima Draf Resmi RUU Penyiaran

KPI Tegaskan Belum Pernah Terima Draf Resmi RUU Penyiaran

Nasional
Dinyatakan Langgar Etik, Bamsoet: Saya Tak Mau Berpolemik

Dinyatakan Langgar Etik, Bamsoet: Saya Tak Mau Berpolemik

Nasional
Pakar Sebut Prabowo Bakal Menang Mudah jika Presiden Dipilih MPR

Pakar Sebut Prabowo Bakal Menang Mudah jika Presiden Dipilih MPR

Nasional
Ungkap Hubungan Jokowi dan Surya Paloh, Willy Aditya: Habis Pemilu Berteman Lagi...

Ungkap Hubungan Jokowi dan Surya Paloh, Willy Aditya: Habis Pemilu Berteman Lagi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com