Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

Memperbaiki Kualitas Debat Calon Presiden 2019

Kompas.com - 25/01/2019, 11:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Angga Fauzan dan Ahmad Rizky M Umar

DEBAT perdana dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 sudah diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Kamis (17/1/2019).

Pada debat pertama kali ini, kedua kandidat mengusung tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme dan mengeksplorasi visi, misi, serta kebijakan masing-masing.

Kami melihat bahwa debat penting untuk pendewasaan politik Indonesia. Namun, kualitas perdebatan perlu ditingkatkan agar proses kampanye -–yang penting dalam Pemilu--menjadi lebih terarah.

Untuk itu, kami akan mulai dengan mendiskusikan visi dan misi, serta arah kebijakan umum dari kedua kandidat di isu yang diperdebatkan.

Pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin menegaskan soal visi besar "Indonesia Maju" yang mengedepankan sistem hukum yang adil, supremasi hukum, reformasi kelembagaan, penguatan Komisi Pemberantasan Korupsi, sinergisasi antarlembaga, penguatan sistem manajemen hukum serta budaya taat hukum.

Sementara itu, terorisme akan dihadapi dengan pembinaan ekonomi, sosial, agama, pendekatan persuasif, serta penegakan hukum.

Pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, di sisi lain, mengedepankan visi besar "Indonesia Menang". Secara umum, keduanya mengedepankan beberapa cita-cita untuk menjadi negara yang berhasil, seperti swasembada pangan, bahan bakar, dan air bersih serta lembaga pemerintahan yang kuat dan berintegritas.

Prabowo-Sandiaga melihat bahwa korupsi harus diberantas dari sisi muara, yakni gaji yang cukup serta jaminan kualitas hidup yang baik bagi para pemilik wewenang.

Substansi janji, blunder, dan kebijakan

Meskipun cukup menarik, kami berpendapat bahwa ada tiga hal penting yang perlu dikritisi dalam perdebatan pertama tersebut.

Ketiganya adalah janji yang tidak substantif dan tidak merespons pokok persoalan, performa yang blunder, dan statement yang lebih banyak mengeksplorasi pengalaman dan "kelebihan diri" daripada adu gagasan.

Mari membedah ketiga hal tersebut secara lebih mendetail. Kedua kandidat memberikan janji-janji politik yang cukup lazim disampaikan ketika kampanye. Namun demikian, sebagian besar bersifat normatif.

Ada beberapa hal yang tidak terduga diucapkan oleh para kandidat sehingga terkesan blunder, dan proses debat kedua kandidat menjadi tak terarah.

Kubu Jokowi-Ma'ruf terkesan enggan menyentuh perkara pelanggaran hukum dengan beberapa kali memberikan jawaban berupa saran.

Ketika bicara tentang persekusi terhadap kritikus pemerintah, misalnya, Jokowi-Maruf justru secara normatif menyarankan untuk melaporkan kasus pelanggaran agar diproses secara hukum.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com