Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

Memperbaiki Kualitas Debat Calon Presiden 2019

Kompas.com - 25/01/2019, 11:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada intinya, kedua kandidat lebih banyak mengeksplorasi diri alih-alih memberikan substansi atas janji dan program yang diajukan.

Hal ini, meskipun sah dilakukan, patut dikritik karena malah membuat perdebatan tidak menampilkan apa-apa kecuali talk show dan tidak menjanjikan perbaikan ke depan.

Memperbaiki kualitas debat

Debat kandidat Presiden dan Wakil Presiden 2019 tentu menjadi harapan besar bagi rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, memperbaiki kualitas debat presiden menjadi tantangan utama.

Terkait dengan hal tersebut, kami berpendapat bahwa ada tiga hal yang bisa diperbaiki dalam debat selanjutnya.

Pertama, perlu ada perbaikan dalam substansi kebijakan dan metode kampanye. Hal-hal tak substansial seperti perselisihan dan fanatisme buta antarpendukung di media sosial sebaiknya diminimalisasi.

Provokasi dari tim sukses atau coverage media yang "salah fokus" pada performa (dan bukan kebijakan) perlu dikurangi di debat selanjutnya.

Sebab, sejatinya yang harus dipentingkan bukanlah sekadar "saling pamer" mengenai kubu siapa yang lebih unggul atau kubu mana yang lebih "cerdas".

Yang harus dilakukan adalah debat yang menampilkan arah kebijakan, didukung oleh sikap saling menghargai atas visi dan misi semua kandidat.

Kedua, teknis penyelenggaraan juga perlu ditingkatkan. KPU pun diharapkan bisa menghadirkan perdebatan yang lebih profesional dan mendalam, terfokus pada penggalian visi misi dan program kandidat.

Penyiaran debat hendaknya dilakukan seluas mungkin dan tidak hanya mengandalkan pada segelintir media.

Di sisi lain, konten dan teknis perdebatan perlu dibuat untuk lebih mengakomodasi pertarungan gagasan, dan bukan ajang saling mengkritik individu. Hal ini tentu membutuhkan kualitas moderator yang mumpuni, serta kualitas pertanyaan yang konstruktif.

Ketiga, sebagai konsekuensinya, kedua kandidat perlu lebih berorientasi pada gagasan, bukan hanya citra diri atau serangan ad hominem kepada kandidat lain.

Para kandidat sebaiknya tak hanya saling mencuri kesempatan untuk membangun citra, membelokkan pertanyaan atau berusaha keluar dari koridor isu yang diberikan.

Gagasan-gagasan baru, inovatif dan lepas dari jawaban normatif tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat Indonesia di dalam dan luar negeri.

Pada akhirnya, perdebatan perlu diikuti dengan pendalaman data dan fakta, sehingga arah kebijakan menjadi jelas, dan kita tidak lagi "salah fokus" dalam debat-debat pilpres selanjutnya.

Angga Fauzan
Mahasiswa Pascasarjana di University of Edinburgh, Skotlandia, dan Anggota Pusat Kajian dan Gerakan PPI Dunia

Ahmad Rizky M Umar
Mahasiswa Doktoral di University of Queensland, Australia, dan Kepala Pusat Kajian dan Gerakan PPI Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada, KPU Siap Sempurnakan Sesuai Saran MK

Nasional
Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Bongkar Pemerasan SYL, Jaksa KPK Bakal Hadirkan Sespri Sekjen Kementan di Pengadilan

Nasional
MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

MK Minta Sirekap Dikembangkan Lembaga Mandiri, KPU Singgung Kemandirian Penyelenggara Pemilu

Nasional
Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Nasional
Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Prabowo-Gibran Akan Pidato Usai Ditetapkan KPU Hari Ini

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com