Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paparan 2 Paslon soal Isu Terorisme Masih Jauh dari Harapan Publik

Kompas.com - 18/01/2019, 07:30 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti dari the Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai, dari awal hingga berakhirnya debat pertama, pasangan capres dan cawapres belum menampilkan konstruksi pemikiran yang komprehensif, runut, sistematis dan simpel mengenai isu terorisme.

Menurut Harits, seharusnya masing-masing pasangan capres-cawapres mampu mengekspos ke ruang publik persoalan hulu sampai hilir akar terorisme, paradigma mengejar teroris, solusi-solusi praktisnya untuk mencegah, dan menindak para pelaku teroris.

“Paparan dua paslon (soal isu terorisme) masih jauh dari espektasi publik yang berharap narasi mereka bernas, tuntas dan fundamental,” tutur Harits saat dihubungi, Kamis (17/1/2018) malam.

Baca juga: Prabowo: Seringakali Terorisme Dikirim dari Negara Lain dan Dibuat Nyamar

Harits menilai, debat pertama fokus terkait isu terorisme kurang menarik.

Menurut Harits, masyarakat disuguhi narasi yang kurang elaboratif, di samping karena dua paslon juga kurang condong bahas isu terorisme.

“Bisa jadi memang soal terorisme bukan soal fundamental yang di hadapi bangsa Indonesia dibandingkan persoalan-persolan lainnya,” kata Harits.

Baca juga: Isu Terorisme, Maruf Bicara Radikalisme, Prabowo Akan Perkuat Militer

Persoalan-persoalan lain yang dimaksud yakni mengenai ekonomi, keadilan, pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, moral generasi bangsa, kejahatan kerah putih, narkoba yang telah banyak makan korban anak-anak bangsa.

Menurut Harits, bisa jadi persoalan terbatasnya waktu pemaparan yang menjadikan salah satu variabel espektasi publik tidak menemukan relevansinya pada debat kali pertama ini.

Baca juga: Jokowi Mengangguk-angguk Saat Dengar Maruf Bicara Panjang Lebar soal Terorisme

Meski demikian, kata Harits, dengan keterbatasan waktu itulah seseorang akan benar-benar diuji level lemah atau kuatnya kecerdasan dan skill komunikasinya. Sehingga, setiap kandidat harus memanfaatkan dengan baik waktu yang diberikan dengan baik.

“(Dua kandidat seharusnya) mempresentasikan sebuah narasi yang substansi bernas, tuntas, dan komprehensif dituangkan dalam frase-frase kalimat yang sistematis di sampaikan secara verbal,” kata Harits.

Kompas TV Sebagai komitmen Kompas TV mengawal pemilu 2019,malam ini kami akan menghadirkan program jelang debat pertama capres dan cawapres pemilu 2019 yang akan berlangsung pukul 20.00 di hotel Bidakara Jakarta.<br /> <br /> Tema debat malam ini adalah hukum, HAM, korupsi dan terorisme. Komisi pemilihan umum akan menggelar lima kali debat, hingga menjelang pemungutan suara pada 17 april mendatang. Dan inilah profil dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pemilu 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com