Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Prabowo-Sandi: Kami Hargai Hasil Survei, tetapi...

Kompas.com - 08/10/2018, 16:12 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Suhud Alynudin, menilai, ada upaya penggiringan opini publik melalui hasil survei yang menyebut elektabilitas calon presiden Joko Widodo saat ini berada di atas Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan Suhud menanggapi hasil survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang dirilis pada Minggu (7/10/2018).

Suhud menilai, ada beberapa hal yang harus dijelaskan mengenai hasil survei tersebut.

"Atas nama sebuah hasil kerja ilmiah, kami hargai hasil survei itu. Walaupun ada beberapa hal yang perlu penjelasan secara jujur," ujar Suhud melalui pesan singkat, Senin (8/10/2018).

Baca juga: Jubir Prabowo: Survei Sering Salah dan Hasilnya Petahana Kalah

"Terkesan ada upaya penggiringan opini publik yang dipaksakan melalui kegiatan survei," ujar Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Menurut Suhud, survei SMRC tidak menjelaskan realitas pemilih sesungguhnya.

Sebab, survei tersebut dilakukan pada periode 7-24 September 2018.

Sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru menggelar penetapan bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sebagai capres-cawapres peserta Pemilu 2019, pada 20 September 2018.

Selain itu, lanjut Suhud, hasil survei SMRC pada Pilpres 2014 memprediksi selisih perolehan suara antara Jokowi dan Prabowo mencapai 20 persen.

Baca juga: Unggul di Survei, Tim Jokowi-Maruf Amin Tak Mau Terlena

Namun, hasil penghitungan suara menunjukkan selisihnya hanya 6 persen.

"Bagaimana menjelaskannya? Apalagi di saat kinerja pemerintah kurang baik dalam mengatasi masalah ekonomi. Artinya hasil ini prematur untuk menjelaskan realistas sesungguhnya," kata Suhud.

"Kita belum seperti di Amerika Serikat di mana ada transparansi dari lembaga-lembaga survei terkait pendanaan dan lain-lain. Jadi, biar masyarakat yang menilai saja. Masyarakat kita sudah cerdas kok," lanjut dia.

Sebelumnya, survei terbaru lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang dirilis, Minggu (7/10/2018) menyatakan elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas kompetitornya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada 6 bulan sebelum Pilpres 2019.

Baca juga: Jubir: Setelah Debat Terbuka, Elektabilitas Prabowo Akan Lewati Jokowi

Unggulnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin didukung oleh tingginya elektabilitas Jokowi yang mencapai 60,2 persen. Sementara Prabowo hanya 28,7 persen.

Selain itu, tingginya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin juga ditolong oleh kepuasan publik kepada kinerja Jokowi. Sebanyak 73,4 persen menyatakan puas dan 25,4 menyatakan tidak puas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com