Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membawa Pilkada dan Pemilu Tanpa Ujaran Kebencian dan Hoaks

Kompas.com - 09/05/2018, 10:21 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebentar lagi Indonesia akan menghadapi dua pesta demokrasi besar melalui Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019.

Namun demikian, sejumlah tantangan tampak mengikuti pelaksanaan dua kontestasi politik ini. Dua tantangan yang menonjol adalah menghadapi ujaran kebencian dan hoaks.

Ketua Umum Ikatan Sarjana dan Profesi Perpolisian Indonesia (ISPPI) Farouk Muhammad menuturkan, tensi sosial politik menjelang pemilihan semakin panas.

Baca juga: Jelang Pemilu, Polri Imbau Tokoh Masyarakat dan Politik Tak Sebar Ujaran Kebencian

Ia melihat mulai terjadi disharmonisasi sosial yang cukup mengkhawatirkan.

"Sehingga kondisi yang disharmonis perlu kembali kita redam, supaya kita masuki pesta demokrasi yang bermartabat, integritas, jangan karena kita nafsu emosi mencari kekuasaan akibatnya kita melakukan hal apa saja," kata Farouk dalam diskusi bertajuk Rembuk Nasional Mewujudkan Pemilu 2019 yang Aman dan Bermartabat di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Ia mengakui bahwa sistem demokrasi di Indonesia masih menonjolkan politik ketokohan dibandingkan gagasan dan program.

Selain itu, permainan politik identitas juga semakin tak terhindarkan.

Baca juga: Politik Identitas Terkubur di Era Orde Baru, Menguat Pasca-Reformasi

Kedua hal itu bisa menjadi senjata bagi pihak tertentu dalam menjatuhkan pihak lawan elite politik tak pancing kegaduhan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo menegaskan, kondusivitas pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019 tak lepas dari peranan para elite politik.

Bambang mengimbau elite politik harus bersikap dewasa dan bijak dalam berpolitik.

"Sehingga, mulai dari sikap maupun ucapan dari elite politik, tokoh bangsa harus dijaga," kata Bambang.

Politisi Partai Golkar itu berharap agar para elite politik menunjukkan sikap-sikap yang membawa kedamaian, bukan memancing tensi politik bahkan konflik di tingkat akar rumput.

Baca juga: Seorang Tokoh Agama Divonis 3 Tahun Penjara dalam Kasus Ujaran Kebencian

Bambang juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai upaya-upaya adu domba yang mulai bermunculan menjelang pemilihan. Dibutuhkan kedewasaan dalam berpolitik.

Bambang menilai upaya persekusi dan sejenisnya dalam menyikapi perbedaan pilihan politik tak dapat dibenarkan.

Sebab, hal itu akan mencoreng harapan terciptanya pemilu yang kondusif, aman dan lancar.

Halaman:


Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com