Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Penyebar Ujaran Kebencian dan Hoaks Tak Punya Rasa Memiliki Indonesia

Kompas.com - 05/04/2018, 15:48 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menilai para penyebar ujaran kebencian dan hoaks tak punya rasa memiliki terhadap Indonesia. Ia memandang bahwa kedua hal tersebut justru menghambat langkah Indonesia untuk maju.

"Kita punya harapan nanti kita akan jadi negara maju. Sayangnya masih banyak yang merasa tidak memiliki negeri ini. Indikasinya banyak sebaran ujaran kebencian dan hoaks," ujar Wiranto dalam sebuah diskusi di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Wiranto mengimbau agar masyarakat tak perlu memancing berbagai provokasi melalui ujaran kebencian dan hoaks. Menurutnya, jika masyarakat menemukan kesalahan dalam kinerja suatu pemerintahan, maka harus mengingatkan pemerintah dengan cara yang elegan.

"Seperti slogan orang Amerika, right or wrong is my country, jika benar maka anggap benar, jika salah maka ingatkan," kata dia.

Baca juga : Banyak Ujaran Kebencian, Saatnya Silent Majority Bersuara di Tengah Ketidakwarasan

Menurut dia, ujaran kebencian dan hoaks justru akan memancing konflik di dalam masyarakat. Konflik itu juga akan menguras energi bangsa secara sia-sia.

Wiranto juga berharap agar kelompok masyarakat tak perlu menciptakan gerakan-gerakan yang saling memisahkan antar masyarakat.

"Kita tidak lagi pada gerakan yang bersifat mengelompokkan. Harus gerakan Indonesia maju berkibar, gerakan menuju Indonesia yang cerah," ujarnya.

Wiranto juga sempat bercerita tentang perjalanan Presiden ke Afghanistan beberapa waktu silam. Pada saat itu, petinggi negara Afghanistan menunjukkan rasa kagumnya akan persatuan Indonesia di tengah keberagaman.

"'Kami ini 40 tahun enggak bisa menyelesaikan konflik internal kami' (Wiranto menirukan ucapan petinggi negara Afghanistan). Presiden nanya ada berapa suku? Dijawab, 'kami tujuh suku, negara Bapak berapa sukunya?'. Presiden bilang ada 714 suku," kata Wiranto.

Baca juga : Negara Jangan Anggap Remeh Pengaruh Ujaran Kebencian dan Hoaks

Berkaca dari cerita tersebut, Wiranto meminta agar masyarakat fokus menjalin kerukunan antar sesama daripada sibuk menebar kebencian dan hoaks.

"Kalau banyak negara yang mau belajar sama kita (memelihara keberagaman), kitanya kalau enggak rukun kan malu," ujarnya.

Wiranto sebelumnya juga pernah mengingatkan akan menindak pihak-pihak yang menyebarkan ujaran kebencian dan hoaks. Hal itu diungkapkan Wiranto di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (5/3/2018).

"Bukan hanya MCA. Tapi siapapun perorangan, kelompok, organisasi mana pun membuat keonaran, kekacauan dan menimbulkan suasana yang tidak tentram di masyarakat dengan hoaks dengan ujaran kebencian," kata Wiranto.

Wiranto juga mengingatkan bahwa pemerintah akan menindak tegas dan mencari, menangkap serta menghukum para pelaku penyebar hoaks dan ujaran kebencian.

Kompas TV Presiden Joko Widodo kembali mengundang ulama ke istana. Kali ini Jokowi menerima ulama se-Jawa Barat di Istana Negara Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com