Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Amien Rais soal Partai Setan Tak Cerminkan Cara Berpolitik Sehat

Kompas.com - 16/04/2018, 09:49 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, menyesalkan pernyataan senior Partai Amanat Nasional (PAN) yang menyebutkan dikotomi partai Allah dan partai setan.

Menurut Hamdi, sebagai seorang tokoh politik, Amien Rais tak mencerminkan cara berpolitik yang sehat dan elegan.

"Upaya mendelegitimasi partai lain dengan mengatakan partai lain itu setan dan partai Allah itu basisnya apa? Yang jelas tidak ada rasionalitasnya," ujar Hamdi kepada Kompas.com, Senin (16/4/2018).

Hamdi mengungkapkan, dikotomi itu tak perlu dibawa dalam berpolitik.

Baca juga: 5 Berita Populer: Partai Setan, Amien Rais Dilaporkan Polisi, dan Air Mata Angel Lelga

Hamdi MulukKOMPAS.com/Indra Akuntono Hamdi Muluk
Para elite parpol seharusnya berpolitik dengan berbasis argumentasi, logika, dan fakta. Caranya, dengan menyampaikan ideologi, visi dan misi, program, serta capaian prestasi kepada para calon pemilihnya.

"Cara-cara yang elegan biasanya, kan, mengungkapkan apa ideologi-ideologi partai, apa yang menjadi platform, program, dan semua berbasis argumentasi, faktual, dan rasionalistas. Itu yang sehat," kata Hamdi.

Hamdi mengatakan, cara berpolitik sehat dan elegan justru akan menjadi daya tarik untuk pemilih. 

"Kalau pemilih kita bisa diyakinkan dengan cara-cara yang rasional, mengemukakan program, otomatis legitimasi jadi kuat dan mendelegitimasi lawan. Misalnya, lawan partai itu tidak bagus, programnya tidak rasional, data-data menunjukkan begini, tinggal nanti lihat apakah pemilih percaya atau enggak," katanya.

Baca juga: Amien Rais Dilaporkan ke Polisi karena Pernyataannya soal Partai Setan

Oleh karena itu, Hamdi mengimbau kepada para elite politik untuk tak menggunakan cara-cara buruk dan tak rasional hanya demi mendulang suara pemilih.

Dalam sebuah ceramah di Jakarta, Amien mendikotomikan adanya partai setan dan partai Allah.

Awalnya, dia mengajak semua pihak, termasuk PAN, PKS, dan Gerindra, bersama umat Islam berjuang bersama membela agama.

Amien menyebutkan, sebaliknya, ada pula partai besar yang bergabung dengan partai setan. Namun, saat dikonfirmasi, partai mana yang dimaksud partai setan, dia enggan menjawab.

Baca juga: Soal Partai Allah dan Partai Setan, Ini Kata Cak Imin

Merespons pernyataan Amien, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan, pernyataan soal dikotomi partai setan dan partai Allah tidak mewakili partai.

“Ya, memang sudah diluruskan. Itu, kan, Pak Amin sebagai pembina atau penasihat Alumni 212. Itu juga ceramah di masjid habis shalat subuh, menjelaskan tentang teologi apa yang terkandung dalam Al Quran. Itu yang dijelaskan. Oleh karena itu, jangan dipersepsikan lain,” kata Zulkifli seusai membuka Rakerwil DPW PAN NTB di Mataram, Sabtu (14/4/2018) sore.

Ketika ditanyakan, apakah PAN kecewa atas pernyataan yang disampaikan Amien Rais itu, Zulkifli enggan berkomentar.

Kompas TV Tim Cyber Indonesia melaporkan Amien Rais ke Polda Metro Jaya terkait ucapannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com