Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkatan Udara Republik Indonesia, 72 Tahun Silam Hingga Kini...

Kompas.com - 09/04/2018, 06:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

"Keberhasilan inilah yang menggerakkan semangat juang para pemuda untuk berusaha mengembangkan kekuatan udara nasional pada hari-hari setelahnya," ujar Jemi.

Tanggal 29 Juli 1947 misalnya. Setelah agresi militer Belanda I, angkatan udara Indonesia memberikan serangan balasan dengan memborbardir tiga kota yang diduduki Belanda, yakni Semarang, Salatiga dan Ambarawa.

Serangan ini merupakan momentum heroik bagi angkatan udara Indonesia. Setelah serangan ini, tiga perintis angkatan udara Indonesia meninggal dunia, yakni Agustinus Adisucipto, Abdulrachman Saleh dan Adisoemarmo Wiryokusumo.

Selanjutnya tanggal 17 Oktober 1947, angkatan udara Indonesia memblokade Belanda melalui udara di Kalimantan melalui Operasi Lintas Udara. Operasi itu hanya dilakukan oleh 13 orang pasukan payung.

(Baca juga: TNI AU Uji Coba Bom P250 Buatan Anak Bangsa)

Angkatan udara Indonesia juga merebut sejumlah stasiun perhubungan udara di sejumlah kota di Indonesia. Setelah berhasil dikuasai, mereka menggunakan stasiun perhubungan udara itu sebagai alat komunikasi dengan satuan di daerah lain sekaligus memberitakan kemerdekaan Republik Indonesia ke penjuru dunia.

Tanggal 5 Oktober 1945, pemerintah RI mengeluarkan maklumat pembentukan tentara kebangsaan yang diberi nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pimpinan tertinggi Supriyadi dan Kepala Staf Umum Mayor Oerip Soemohardjo, yang berkedudukan di Yogyakarta. BKR Oedara pun berubah menjadi TKR Jawatan Penerbangan.

Dalam perkembangannya, TKR Jawatan Penerbangan berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara.

 

Alutsista dari Masa ke Masa

Sepanjang era 1950 hingga 1970, angkatan udara berhasil mengembangkan diri dan mengkonsolidasikan diri menjadi angkatan penunjang kedaulatan negara.

Era 1950 adalah gelombang pertama kehadiran pesawat yang lebih modern ketimbang sebelumnya. Misalnya P-51 Mustang, B-25 Mitchel, B-26 Invander, C-47 Dakota dan lain-lain.

(Baca juga: Setelah Di-upgrade, Pesawat F-16 Bantuan AS untuk TNI AU Punya Banyak Kelebihan)

Dalam periode ini, angkatan udara juga melaksanakan sejumlah operasi penumpasan pemberontak. Antara lain penumpasan pemberontakan PKI Madiun, PRRI/Permesta, Republik Maluku Selatan dan DI/TII.

Kegemilangan prestasi angkatan udara Indonesia membawanya menjadi salah satu bala tentara udara yang disegani di kawasan Asia Tenggara pada era 1960-an.

"Pada era ini, angkatan udara mengadakan alutsista dari Blok Barat (C-130 Hercules, C-140 Jetstar dan Helikopter Bell-47-J) dan dari Blok Timur (Mig-19, AN-12 Antonov, Helikopter MI-4 dan MI-6)," papar Jemi.

Dengan kekuatan udara itu, TNI AU berhasil melaksanakan sejumlah operasi, antara lain merebut Irian Barat (Operasi Trikora), Operasi Dwikora (konfrontasi Indonesia-Malaysia) dan penumpasan Gerakan 30 September PKI.

Pada pertengahan 70-an, kekutatan angkatan udara bertambah lagi dengan kedatangan F-86 Sabre, T-33 Bird, Fokker F-27, helikopter Puma SA-330, helikopter latih Bell 47G Sioux dan AT-16 Harvard.

(Baca juga: Ketua Komisi I: Marsekal Hadi Sukses Merevitalisasi Alutsista TNI AU)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com