Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin Minta Polri Usut Tuntas Kasus Penyerangan Ulama

Kompas.com - 28/02/2018, 16:07 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mendukung pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap sejumlah ulama dan pemuka agama yang belakangan terjadi di berbagai daerah.

Ia melihat rangkaian penyerangan ini janggal karena sebagian besar pelakunya dicap sebagai orang gila.

"Harus diselidiki mana yang gila benar mana yang enggak," kata Ma'ruf Amin kepada wartawan, usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Ma'ruf mengaku tidak menyinggung soal penyerangan terhadap ulama ini saat bertemu Jokowi. Ia mengaku hanya membahas soal ekonomi umat.

"Enggak (dibahas), itu sudah jelas urusan kepolisian lah, pihak keamanan," kata dia.

Ma'ruf mengatakan, jika memang benar pelaku penyerangan mengalami gangguan jiwa, mereka harus segera diobati.

(Baca juga: Ketum MUI: Jangan Gunakan Nama Muslim untuk Sebar Hoax)

 

Namun, jika tidak ada gangguan jiwa, maka pelaku penyerangan harus ditindak tegas.

"Saya melihat ada yang benar gila, ada yang kayaknya agak diragukan kebenaran gilanya," kata Ma'ruf.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mencatat, penyerangan terhadap pemuka agama sudah terjadi 21 kali. Penyerangan itu terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dari kurun waktu Desember 2017 hingga Februari 2018.

"Dari Desember sampai Februari itu tercatat sudah ada 21 kali penyerangan ke ulama, tokoh agama, ke rumah ibadah. Sebanyak 15 kali dilaksanakan orang yang tidak waras," kata Wiranto kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/2/2018).

Bareskrim Polri masih mencari benang merah mengenai penyerangan ke pemuka agama ini Namun, Bareskrim juga menemukan adanya kabar penyerangan agama yang ternyata hanya hoax atau kabar tidak benar.

Kompas TV Polisi kemudian menangkap pelaku setelah unggahan itu menimbulkan polemik dan keresahan warganet
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com