Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Polisi Yakinkan Warga Sekitar Gunung Agung agar Mau Mengungsi

Kompas.com - 11/12/2017, 13:37 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com - Kapolres Karangasem AKBP I Wayan Gede Ardana mengatakan, jumlah warga wilayahnya yang mengungsi sekitar 70.800 orang dari 28 desa.

Namun, jumlah tersebut belum mencakup seluruh warga Kabupaten Karangasem. Masih ada penduduk yang enggan beranjak dari tempat tinggalnya untuk mengungsi.

"Tugas kami adalah untuk meyakinkan masyarakat untuk keselamatan meraka bahwa penduduk dari 28 desa ini untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman," ujar Wayan saat ditemui di Mapolda Bali, Denpasar, Senin (11/12/2017).

Salah satu alasannya, yakni mereka tidak mau meninggalkan hewan peliharaan dan ternak. Sebab, sebagian besar warga Karangasem menggantungkan kehidupan ekonominya pada peternakan

"Masyarakat yang tidak mau mengungsi takut binatang piaraannya tidak ada yang merawat, tidak ada yag memelihara," kata Wayan.

(Baca juga: Mensos: Cadangan Beras Cukup untuk Pengungsi Bencana di Jawa dan Bali)

Untuk itu, kepolisian bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk menyiapkan tempat penampungan hewan peliharaan dan ternak. Wayan mengatakan, pihaknya menjamin keamanan dan kebutuhan pangan hewan tersebut setiap hari.

Pemerintah dibantu juga oleh instansi produsen makanan hingga relawan khusus hewan.

"Jadi pemerintah sangat care dengan kehidupan masyarakat di Karangasem. Mereka takut mengungsi karena kendala peternakan, kami juga sudah ambil solusi dengan menyiapkan lokasi penampungan hewan ternak dan menyiapkan pangan," kata Wayan.

Warga Bali menjalankan ritual doa di depan saat  terjadi erupsi Gunung Agung di Desa Muntig, Kubu, Karangasem, Bali, 26 November 2017. Gunung Agung terus menyemburkan asap dan abu vulkanik dengan ketinggian yang terus meningkat, mencapai ketinggian 3.000 meter dari puncak. Letusan juga disertai dentuman yang terdengar sampai radius 12 kilometer.AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA Warga Bali menjalankan ritual doa di depan saat terjadi erupsi Gunung Agung di Desa Muntig, Kubu, Karangasem, Bali, 26 November 2017. Gunung Agung terus menyemburkan asap dan abu vulkanik dengan ketinggian yang terus meningkat, mencapai ketinggian 3.000 meter dari puncak. Letusan juga disertai dentuman yang terdengar sampai radius 12 kilometer.
Upaya lainnya yakni dengan mengajak warga setempat melalui pendekatan intensif. Secara rutin, polisi mendatangi lingkungan penduduk yang belum mengungsi untuk memutarkan video meletusnya Gunung Merapi.

Wayan mengatakan, kepolisian ingin memberi contoh bahwa sewaktu-waktu erupsi Gunung Agung bisa sangat membahayakan. Oleh karena itu, sebelum bencana lebih besar terjadi, maka warga harus secepatnya mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Kami sampaikan seperti ini, lho, jangan main-main dengan nyawa. Masih banyak tempat lain yang aman di Karangasem," kata dia.

(Baca juga: Erupsi Gunung Agung, Ribuan Sepeda Motor Menyeberang ke Banyuwangi)

Meski begitu, jumlah warga yang mau mengungsi lebih banyak daripada yang masih bertahan. Wayan mengatakan, wilayah yang terdampak langsung abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung dalam radius 8 hingga 10 kilometer.

Baik Polda maupun Polres di Bali menyiapkan jalur evakuasi untuk desa-desa yang terdampak. Kegiatan simulasi juga dilakukan agar memudahkan evakuasi saat bencana lebih besar terjadi.

"Syukur sampai saat ini, bahwa penduduk Karangasem kesadarannya cukup tinggi untuk pengungsian," kata Wayan.

Kompas TV Jumlah pengungsi di Gor Swecapura, Klungkung, terus bertambah, sementara kebutuhan logistik hingga saat ini menipis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com