Jawa Tengah dan Queensland adalah sister province yang memiliki nota kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan sejak 1993. MoU tersebut diperbarui per empat tahun.
Gatot adalah angkatan pertama pertukaran guru tersebut.
"Pada 93 saya ditempatkan di Cairns, di utara Queensland. Mengajar bahasa Indonesia di kelas dan belajar bahasa Inggris juga," ujar Gatot.
Menurut dia, saat itu, jumlah sekolah yang mengajarkan bahasa Indonesia berada di peringkat kedua, hanya kalah dari bahasa Jepang.
"Saat ini, kalah jika dilihat dari jumlah siswa dan sekolah yang mengajarkan. Kita di bawah China dan Jepang dan bahasa lainnya," ujar Gatot.
Berdasarkan informasi yang diterima Gatot, penyebab menurunnya ajaran Bahasa Indonesia di Queensland adalah karena motivasi yang kurang dari kepala sekolah.
"Di sini (Australia), kepala sekolah punya otoritas tinggi untuk memutuskan mata pelajaran pilihan, termasuk bahasa," papar Gatot.
Untuk itu, Gatot dan Pemprov Jawa Tengah berupaya agar bahasa Indonesia tetap diajarkan di beberapa sekolah di Queensland. Salah satunya lewat MoU yang bakal diperbarui tahun depan.
Dia berharap promosi budaya dan bahasa Indonesia bisa diterima oleh masyarakat pendidikan di Australia.
"Salah satunya lewat pertukaran guru dan siswa. Untuk pertukaran siswa, kami rencananya akan adakan lagi tahun depan," ujar dia.
(Baca: Bahasa Indonesia Jadi Bahan Ajar Sebuah Universitas di Hongaria)
Selain itu adanya pendekatan langsung, Gatot berharap ada intervensi dari pemerintah setempat ke kepala sekolah soal ajaran bahasa Indonesia.
"Kita akan pikirkan ini pada pembaruan MoU," ujar Gatot.
Gatot datang ke Queensland untuk mendampingi enam guru dari Jawa Tengah yang akan belajar bahasa Inggris dan mengajar bahasa Indonesia.
Keenam guru tersebut ditempatkan di Toowoomba. Mereka akan menimba ilmu bahasa Inggris di Queensland selama satu bulan.