Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakili Indonesia Bicara Perlindungan Buruh di PBB, Melanie Subono "Dicolek" Pemerintah

Kompas.com - 02/09/2017, 19:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seniman yang belakangan lebih banyak berkecimpung dalam hal advokasi hak-hak buruh, Melanie Subono, mengaku sempat mendapatkan peringatan dari salah satu badan resmi yang mengurusi buruh di Indonesia.

Peringatan tersebut ia terima langsung baru-baru ini saat persiapan keberangkatan delegasi organisasi masyarakat sipil, salah satunya Migrant Care, dalam Sidang ke-27 Komite Perlindungan Pekerja Migran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sidang tersebut rencananya dilangsungkan di Jenewa, Swiss, pada 4-13 September 2017.

Namun, kendati mendapatkan peringatan, Melanie tak menunjukkan rasa takut sedikit pun.

"Pas mau berangkat ini lumayan dapat colekan dari badan resmi. Gue enggak akan nyebut siapa," kata duta Migrant Care itu ditemui wartawan usai diskusi di Jakarta, Sabtu (2/9/2017).

"Mereka bilangnya begini, 'Mbak Mel tapi dipikir-pikir juga ya Mba Mel sebelum ngomong. Kami pemerintah banyak lho bikin bagus.' Intinya itu, kurang lebih begitu, direct ke gue," kata Melanie.

(Baca: Aktivis Mengadu ke PBB soal Lambannya Pemerintah Lingungi Buruh Migran)

Menanggapi peringatan tersebut, Melanie tak mau ambil pusing. Dia pun hanya mengiyakan pesan badan tersebut, tetapi juga menegaskan akan menyampaikan pernyataan sesuai dengan kondisi nyata buruh yang selama ini ia advokasi.

"Gue mah (menanggapinya) 'Oh iya, Pak. Saya mah bakal cerita apa yang saya lihat saja lah, Pak. Saya juga enggak pakai script kok'. Mau bilang apa? Gue sih iya, iya, aja," kata anak dari promotor Adrie Subono itu.

Selama menjadi duta Migrant CARE, Melanie mengatakan ia banyak mengunjungi penjara, rumah sakit jiwa, tempat TKI, yang kebanyakan ada di Asia dan paling jauh di Timur Tengah.

"Semuanya mengenaskan (kasus-kasus buruh). Di saat mereka hanya berusaha mencari makan untuk keluarganya, di Indonesia lahan pekerjaan tidak ada, mereka harus jauh dari keluarga," kata Melanie.

(Baca: Ribuan Buruh Migran di Malaysia Hadapi Ancaman Deportasi)

"Diurus (dengan benar oleh negara) juga enggak. Tapi saat telat nyetor, pemerintah berteriak," imbuh Melanie.

Di Jenewa nanti, Melanie berharap delegasi Indonesia mendapat waktu yang cukup, mengingat banyak negara yang hadir dalam sidang Komite tersebut.

"Kalau ditanya apa yang akan saya sampaikan, saya akan menyampaikan secara sederhana dan jujur apa yang saya lihat, apa di kenyataan kondisi buruh migran yang saya tahu dengan mata kepala saya sendiri. Sesederhana itu," ucap Melanie.

Dia menambahkan, di sana nanti, ia juga akan menceritakan upaya pemerintah dalam perlindungan buruh migran belum maksimal, dan hanya fokus pada kasus per kasus.

"Gue akan sangat meng-highlight dan menekankan perlindungan belum ada," pungkas Melanie.

Kompas TV Sri Rabitah, sempat memaparkan kisah pahit yang dialaminya, saat tiba di Qatar. Tak hanya mendapat siksaan dari majikan, sri juga ternyata sempat mendapat perlakuan tidak manusiawi dari orang Indonesia yang menjadi agensi perwakilan perusahaan penampungan TKI di Qatar. Niat Sri Rabitah mencari penghidupan yang lebih baik dengan menjadi buruh migran di Qatar, terpaksa kandas di tengah jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com