Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Rumuskan Rekomendasi Penyelesaian Krisis Tenurial Taman Nasional Tesso Nilo

Kompas.com - 11/08/2016, 16:04 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Perumus Konsultasi Nasional krisis tenurial Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia telah menghasilkan rumusan akhir terkait solusi penyelesaian konflik tenurial atau penguasaan atas lahan di kawasan TNTN, Provinsi Riau.

Komisioner Komnas HAM Nur Kholis mengatakan, rekomendasi atau rumusan yang bersifat umum tersebut dihasilkan dari konsultasi nasional Komnas HAM dengan para pemangku kepentingan seperti masyarakat, pemerintah daerah, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Solusi krisis tenurial kawasan Tesso Nilo ini akan menjadi rekomendasi, ditujukan kepada Presiden RI, ketua DPR dan Ketua Komisi III DPR RI, namun sifatnya masih general," ujar Nur Kholis saat memberikan keterangan saat konsultasi nasional di Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2016).

Ahli resolusi konflik yang juga menjadi anggota tim rekomendasi Ichsan Malik mengatakan, situasi yang terjadi di kawasan TNTN merupakan situasi darurat yang mengancam ekologi, sosial dan ekonomi.

Ketidakhadiran negara selama dua dekade membuat pengelolaan kawasan TNTN diubah menjadi lahan eksploitasi oleh kekuatan pasar atau pemilik modal.

Tim perumus melihat setidak ada lima persoalan yang muncul karena ketidakhadiran negara yakni, tata kepengurusan lahan yang lemah, keterbatasan akses ekonomi masyarakat lokal, kerusakan ekologis TNTN sebagai wilayah penyangga ekosistem secara keseluruhan di riau, timbulnya sumber titik api, menimbulkan ruang bagi konflik sosial.

"Akibatnya ekonomi masyarakat menyerupai perjudian atau untung-untungan, mencsri celah yang legal dan ilegal. Hal ini dimanfaatkan oleh pemilik modal untuk lakukan eksploitasi," kata Ichsan.

Tim perumus pun menyusun langkah-langkah darurat yang harus segera diambil oleh pemerintah. Meski masih berupa kerangka, namun pihak tim perumus akan melengkapinya secara rinci mengenai langkah-langkah apa yang harus diambil dan siapa yang akan menjadi penanggungjawab.

Tim perumus mengatakan bahwa penanganan konflik di kawasan TNTN harus dilakukan menggunakan langkah darurat, pendekatan yang beragam dan menghadirkan negara secara penuh.

Hal tersebut harus dimulai dengan prakondisi di lapangan dan menyusun rencana aksi. Tim bersama pemerintah akan melakukan pemetaan secara menyeluruh dan mengidentifikasi kepemilikikan tanah di kawasan TNTN.

Tim juga akan melakukan konsolidasi kerjasama dengan lembaga pemerintah setingkat kementerian dalam rangka menyelesaikan konflik. Tindakan yang harus dilakukan salah satunya adalah pengambilalihan peran pasar dan pemilik modal di kawasan TNTN.

"Selain itu tim perumus juga mengusulkan pemerintah melakukan tindakan preventif yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan resolusi berbasis masyarkat," ungkap Ichsan.

Semenjak penetapan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tahun 2004, masyarakat tidak dapat lagi mengelola kebun sawit mereka secara leluasa akibat aksi pengusiran, penangkapan dan intimidasi.

Salah satunya adalah kasus pemeriksaan terhadap ketua dan sekretaris Koperasi Tani Berkah oleh pihak TNTN atas tuduhan kegiatan perkebunan tanpa izin di kawasan taman nasional.

Padahal masyarakat tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tata batas TNTN dan zonasinya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Pejabat Pemerintah Dinilai Tak 'Gentle' Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Pejabat Pemerintah Dinilai Tak "Gentle" Tanggung Jawab Setelah PDN Diretas

Nasional
Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar 'Fun Run' hingga Konser di GBK Minggu Besok

Tutup Bulan Bung Karno, PDI-P Gelar "Fun Run" hingga Konser di GBK Minggu Besok

Nasional
Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Beri Sinyal Poros Ketiga di Pilkada Jakarta, PDI-P: Kami Poros Rakyat

Nasional
Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Kasus Ahli Waris Krama Yudha Jadi Momentum Reformasi Hukum Kepailitan dan PKPU di Indonesia

Nasional
Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Gaspol! Hari Ini: Di Balik Layar Pencalonan Anies Baswedan-Sohibul Iman

Nasional
PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

PAN Pertimbangkan Kaesang jika Ridwan Kamil Tak Maju di Pilkada DKI

Nasional
PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

PDI-P Buka Peluang Usung Anies Baswedan, tapi Tunggu Restu Megawati

Nasional
38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

38 DPW PAN Dukung Zulhas untuk jadi Ketum Lagi

Nasional
PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

PKS Usung Duet Anies-Sohibul, PDI-P Utamakan Kader Sendiri

Nasional
Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung 'Cawe-cawe' Jokowi?

Waketum Nasdem: Kalau Parpol Punya Prinsip, Kenapa Tergantung "Cawe-cawe" Jokowi?

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com