Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Kartini dan Cita-citanya yang Kandas...

Kompas.com - 21/04/2016, 10:10 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Semasa hidupnya, Raden Ajeng Kartini mungkin tak pernah berpikir untuk menjadi seorang tokoh emansipasi perempuan, apalagi berkeinginan untuk menjadi seorang pahlawan nasional yang namanya terus dikenang hingga saat ini.

Melalui surat-suratnya, Kartini mengungkap banyak hal mengenai cara pandangnya terhadap kondisi sosial perempuan di Jawa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Lewat suratnya juga, Kartini berupaya menjelaskan betapa perempuan memiliki hak untuk menuntut ilmu dan meraih cita-cita.

Salah satu cita-cita Kartini yang tak pernah tercapai adalah keinginannya untuk datang ke Jakarta dan menempuh pendidikan menjadi seorang dokter.

Hal itu tertulis dalam surat Kartini yang dikutip dari buku Surat-surat Kartini. Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979) yang diterjemahkan Sulastin Sutrisno. Surat tersebut ditujukan bagi Nyonya MCE Ovink Soer, sahabat pena Kartini.

"Nah, apabila sekarang kami tidak ke negeri Belanda, bolehkah saya ke Betawi untuk belajar jadi dokter?" tulis Kartini dalam suratnya.

Dalam lanjutan suratnya, Kartini berupaya menggambarkan kultur patriarki di Jawa, yang dipandang menghambat kemajuan perempuan saat itu.

Untuk saat itu, pergi ke tempat yang jauh untuk menempuh pendidikan bukanlah sesuatu yang lazim dilakukan oleh perempuan.

Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang tak lain adalah ayah Kartini tentu tak bisa begitu saja mengabulkan keinginan Kartini.

"Bahwa saya tidak boleh lupa, bahwa saya seorang orang Jawa, bahkan sekarang belum mungkin. Apabila sekarang belum dapat, setidaknya saya akan mengalami kesulitan yang luar biasa, mungkin sebab yang pertama-tama karena saya perempuan."

Gagal menjadi seorang dokter tak membuat Kartini menyerah. Keinginannya untuk menjadi mandiri dan mengabdi kepada masyarakat menemui titik terang saat ia diizinkan oleh ayahnya untuk menjadi seorang guru.

"Aduh! Ibu, seolah-olah langit membelah. Kenikmatan yang tak terhingga tampak kepada saya, membuat mata silau, membuat saya mabuk, ketika tak lama kemudian saya mendengar Ayah berkata: 'itu bagus, itu baik sekali! Itu boleh kamu kerjakan!"

Mendapat restu dari ayahnya bukan sesuatu hal yang mudah bagi Kartini. Lagi-lagi budaya dan kebiasaan yang berlaku pada saat itu membuat dia merasa berat hati untuk meminta izin dari ayahnya.

Dalam suratnya, Kartini melukiskan betapa ia selama berbulan-bulan merasa pedih hati dan bimbang dalam menentukan sikap.

Kartini bahkan menyebut dirinya sebagai pribadi yang lemah, pengecut, karena tidak mempunyai keberanian untuk melukai hati ayahnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com