Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SK Trimurti, Srikandi Revolusi yang Tolak Kursi Menteri

Kompas.com - 16/11/2015, 06:30 WIB
Sabrina Asril

Editor

Di saat yang bersamaan, Soerastri tengah mengandung anak pertamanya. Putera pertama yang diberi nama Moesafir Karma Boediman (MK Boediman) itu akhirnya tumbuh di dalam sel penjara.

Pada saat mengandung anaknya yang kedua pada tahun 1941, Soerastri kembali masuk ke dalam penjara. Bulan Juni 1942, anak kedua itu lahir dan diberi nama Heru Baskoro. Lagi-lagi, seperti kakaknya, Heru dibesarkan di dalam penjara.

Masa Tua Hidup Sederhana

Sebagai salah seorang menteri, Soerastri sebenarnya mendapat jatah rumah di kawasan elite, Menteng, Jakarta Pusat. Namun, jatah rumah itu ditolaknya.

Perempuan berwatak keras ini lebih memilih hidup sederhana di Jalan Kramat Lontar H-7, Senen, Jakarta Pusat. Pemilihan itu dilakuan Soerastri karena dia ingin lebih dekat dengan rakyat kelas bawah.

Meski umur mulai menggerogoti tubuhnya, namun semangat Soerastri masih tetap terjaga. Hidup sederhana tak membuatnya sepi kegiatan.

Pada masa orde Baru, Soerastri diketahui masih aktif mengikuti diskusi Petisi 50 dengan menggunakan bus.

"Sebelum itu (kecelakaan hebat yang membuat Soerastri berjalan pakai tongkat), Ibu masih pergi ke mana-mana. Pada usia 82 tahun Ibu masih naik bus," ucap sang anak, Heru seperti yang dimuat dalam artikel Kompas, 10 September 2007.

Pekerjaan di rumah juga dilakukan Soerastri seorang diri seperti mencuci piring hingga mencuci baju.

Tepat di hari kebangkitan Nasional, 20 Oktober 2008, Soerastri dipanggil Tuhan Yang Maha Esa di usia ke-96. Di hari itu pula, rekannya, Ali Sadikin juga turut dipanggilan Yang Kuasa. Indonesia kehilangan dua tokoh besarnya.

Semangat juang Soerastri, setidaknya memberikan pelarajan mendalam bagi bangsa Indonesia. Kesederhanaannya juga seharusnya menampar jiwa serakah pejabat di negeri ini.

Asvi Warman Adam menganggap, SK Trimurti adalah seorang tokoh yang layak diberikan gelar pahlawan nasional.

Kini Soerastri telah tiada, namun pemikiran dan tindakannya selalu patut dicontoh para pemimpin negeri ini.

“Terdapat pemimpin-pemimpin yang baik, pemimpin-pemimpin yang kurang baik dan pemimpin-pemimpin yang tidak baik, yang bukan menguntungkan rakyat, tetapi malah merugikan rakyat,” tulis Soerastri dalam Harian Nasional , 16 Agustus 1960.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com