Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basis Data Warga Miskin Lemah

Kompas.com - 02/12/2014, 10:45 WIB

Hardono mengatakan, ada dua warga miskin di Dusun Tegalombo yang tak terdata sebagai penerima dana PSKS karena tinggal dalam gubuk di jalan setapak yang sempit dan susah dilalui kendaraan.

Di Dusun Candi Tengah, Desa Sengi, Kecamatan Dukun, data penerima PSKS pun dipertanyakan karena berbeda dengan data penerima beras untuk keluarga miskin (raskin). Data penerima raskin terdata sembilan orang, sedangkan pada data penerima dana PSKS hanya tujuh orang.

Di Desa Bojong, Kecamatan Mungkid, kesalahan data diduga terjadi karena petugas pendataan tidak memperbarui data warga miskin.

"Sebagian dari mereka yang terdata sebagai penerima dana PSKS saat ini berasal dari keluarga mampu, memiliki kendaraan bermotor lebih dari satu unit," ujar Kepala Desa Bojong Widodo.

Dengan kondisi tersebut, dia pun meminta warga penerima dana PSKS untuk bersikap bijak, dengan membagi dana yang diterimanya untuk kemudian dibagi kepada warga miskin lain.

Di Desa Bojong terdapat 297 warga yang terdata sebagai penerima dana PSKS. Padahal, jika data tersebut diperbarui, jumlah warga miskin yang layak menerima dana PSKS mencapai 400 keluarga.

Sementara itu, sejumlah warga Pulau Pari di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mengeluhkan pemotongan dana PSKS. Pemotongan tersebut berdasarkan kesepakatan untuk menghindari kecemburuan warga akibat data yang tak akurat.

Warga sekaligus Ketua Forum Pemuda Wisata Pesisir Pulau Pari, Fatoni (43) mengatakan, warga seharusnya mendapatkan jatah dana PSKS dua bulan sebesar Rp 400.000. Namun, mereka hanya menerima Rp 300.000.

"Dana dipotong Rp 100.000 untuk dikumpulkan dan dibagi ke warga lain yang tak terdata," ujarnya.

Menurut Fatoni, sebagian warga terpaksa merelakan pemotongan itu. Namun, mereka minta pemerintah memperbaiki data acuan. Sebab, ada warga yang secara ekonomi relatif mapan mendapatkan bantuan dana. Sebaliknya, sejumlah keluarga yang tak mampu justru tidak terdata.

Bupati Kepulauan Seribu Asep Syarifudin mengatakan, pemotongan dilakukan berdasarkan kesepakatan warga, kelurahan, dan lembaga masyarakat kelurahan karena data acuan kurang akurat. Pemerataan ditempuh untuk menghindari konflik antarwarga. Namun, pihaknya tidak melarang juga tidak menganjurkan pemotongan dan pemerataan dana bantuan tersebut.

Senada dengan warga, Asep berharap Badan Pusat Statistik memperbaiki dan memutakhirkan data acuan penerima sejumlah program bantuan sosial pemerintah. Selama ini masalah timbul karena data tidak akurat. Asep meminta pemutakhiran setidaknya melibatkan aparat di tingkat kelurahan, rukun warga, dan rukun tetangga.

”Saya minta kepada warga untuk tidak ikut memanipulasi data, dengan berpura-pura miskin hanya untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Seharusnya tak ada pemotongan dan pemerataan bantuan seperti itu,” kata Asep. (EGI/LAS/HRS/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Blak-blakan KPK Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

Blak-blakan KPK Akui Ada Persoalan Hubungan dengan Polri dan Kejagung

Nasional
Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi 'Online'

Kepada Polri, Puan: Berantas Segera Para Bandar Judi "Online"

Nasional
Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

Nasional
PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

PDI-P Dinilai Sulit Kalahkan Koalisi Khofifah jika Tak Bermitra dengan PKB pada Pilkada Jatim

Nasional
Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Cak Imin Tegaskan PKB Tak Akan Pasangkan Anies dengan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta

Nasional
Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Saat Kapolri Minta Maaf di HUT Ke-78 Bhayangkara, tapi...

Nasional
Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Komnas Perempuan Harap DKPP Sanksi Berat Ketua KPU jika Terbukti Lakukan Tindak Asusila

Nasional
Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Masyarakat yang Dirugikan Peretasan PDN Diimbau Lapor ke Posko Daring

Nasional
Pasca-Peretasan, Aktivitas PDN Diawasi Langsung BSSN

Pasca-Peretasan, Aktivitas PDN Diawasi Langsung BSSN

Nasional
PDN Diretas, Pemerintah Wajibkan Kementerian 'Back Up' Data Berlapis

PDN Diretas, Pemerintah Wajibkan Kementerian "Back Up" Data Berlapis

Nasional
DPR Anggap Menag Salahi Aturan, Komisi VIII Dorong Pembentukan Pansus

DPR Anggap Menag Salahi Aturan, Komisi VIII Dorong Pembentukan Pansus

Nasional
Setelah PKS Ngotot Usung Sohibul Iman, PDI-P-PKB Siapkan Andika Jadi Alternatif Pendamping Anies

Setelah PKS Ngotot Usung Sohibul Iman, PDI-P-PKB Siapkan Andika Jadi Alternatif Pendamping Anies

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pemerintah Temukan Biang Kerok Peretasan PDN | Perdebatan Sekjen PKS Vs Kaesang

[POPULER NASIONAL] Pemerintah Temukan Biang Kerok Peretasan PDN | Perdebatan Sekjen PKS Vs Kaesang

Nasional
Agar Tak Ada Haji Colongan, DPR Usul Masa Berlaku Visa Umrah, Kunjungan, dan Ziarah Dikurangi

Agar Tak Ada Haji Colongan, DPR Usul Masa Berlaku Visa Umrah, Kunjungan, dan Ziarah Dikurangi

Nasional
Kontras Sebut 7 Polisi Tewas dalam Konflik OPM di Papua Setahun Terakhir

Kontras Sebut 7 Polisi Tewas dalam Konflik OPM di Papua Setahun Terakhir

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com