“Anda punya harga diri, saya punya harga diri. Maka kalau Anda pilih orang baik, datanglah kepadanya, bantulah, tapi jangan mau Anda dibayar dengan rupiah. Jangan kecilkan diri kita ini dengan rupiah,” kata Anies.
Anies kemudian melepaskan lampion bersama sekitar 100 warga Surabaya yang tengah menikmati malam di Taman Bungkul. “Kami hadir untuk memberi optimisme dan harapan di seluruh penjuru Indonesia, Lampion ini adalah lambang harapan itu masih ada dan kita bisa
melampaui harapan itu. Pelepasan ini adalah simbol lepaskan harapan setinggi-tingginya untuk kemajuan negeri ini,“ kata Anies.
Rembang dan Semarang
Anies kemudian melanjutkan perjalanan ke Rembang, Jawa Tengah. Di Rembang, Anies bertemu dengan Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan, KH. Maimoen Zubair. Anies hanya berbincang santai dengan ulama Rembang itu dan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju rumah pengasuh pondok pesantren Roudlatut Thalibin, Mustofa Bisri (Gus Mus). Gus Mus selain dikenal sebagai pemuka agama, dia juga kerap mengkritik kondisi sosial dan politik tanah Air dengan syair dan lukisan.
Di sini Anies didaulat Gus Mus untuk membaca sebuah puisi berjudul “Negeri Sulapan”. Puisi itu bercerita tentang sebuah negeri kaya dan makmur tetapi penduduknya miskin. Di sini pula, Gus Mus bercerita kepada wartawan soal masalah korupsi yang menggerogoti bangsa.
Dia menyebut korupsi adalah peninggalan Orde Baru yang membuat masyarakat terlalu cinta akan materi. Dia berpendapat, Indonesia memerlukan pemimpin muda yang tegas dan berani untuk menyelesaikan masalah bangsa. Anies, sebutnya, adalah salah satu perwakilan dari tokoh muda. “Kalau yang tua, sudah loyo semua,” seloroh Gus Mus.
Setelah bertemu dengan tokoh-tokoh Islam di Rembang, Anies kemudian bertolak ke Semarang. Di sana, Anies kembali bertemu dengan para relawan yang sebagian besar adalah anak muda. Setelah berdialog selama satu jam.
Pekalongan
Pekalongan adalah kota terakhir yang dikunjungi Anies sebelum akhirnya kembali ke Jakarta. Di sana, Anies bertemu dengan Wali Kota Pekalongan, Basyir Ahmad, yang merupakan kader Partai Golkar. Di dalam jamuan makan malam di rumah dinas Basyir, Anies memuji Basyir sebagai salah satu kepala daerah bagus yang jarang disorot kamera.
Di tengah kesibukannya menjadi wali kota, Basyir masih membuka praktik sebagai dokter di malam hari usai menjalankan tugas. Oleh karena itu, pertemuan Anies dengan Basyir pun baru bisa dilakukan pada pukul 21.00 WIB. Basyir pun memuji Anies sebagai capres potensial yang bersih dan menyatakan dukungannya untuk Anies.
Setelah bertemu Basyir, Anies kemudian bertemu dengan komunitas Goedang Djadoel. Anies bertemu dengan para orang tua yang kebanyakan adalah pengusaha batik yang membuat kelompok kajian budaya dan sosial. Pertanyaan seputar alasan Anies masuk ke dunia politik melalui Partai Demokrat pun kembali mengemuka. Anies kembali menjelaskan alasan yang sama soal pola pemikiran masyarakat yang kini justru membiarkan orang bermasalah masuk partai.
“Kalau saya mau populer, saya bisa saja tidak ikut konvensi dan menolaknya. Tapi ini panggilan tanggung jawab saya untuk bangsa ini, kalau saya menolak berarti saya tidak mau turun tangan. Akhirnya, saya memilih turun tangan dan berbuat sesuatu untuk bangsa ini,” kata Anies.
****
Setelah menempuh 3.000 kilometer perjalanan darat berkeliling Pulau Jawa, Anies akhirnya kembali pulang ke Jakarta. Sekembalinya ke Ibu Kota, Anies mengaku sangat terkesan dengan perjalanannya kali ini. Hanya bermodalkan dua buah bus, tanpa sekali pun menginap di hotel, Anies merasakan realitas yang ada di tengah masyarakat.
“Saya rasa saya akan pakai moda transportasi sederhana ke depan. Semakin sederhana, saya akan semakin merasakan realitas yang ada di masyarakat,” tutur Anies. Selanjutnya, Anies berencana melakukan perjalanan lewat laut dan darat ke Indonesia bagian Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.