Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anies Baswedan Keliling 3.000 KM di Pulau Jawa

Kompas.com - 26/12/2013, 20:17 WIB
Hindra Liauw

Penulis

Kedatangan Anies ke makam Bung Karno pun disambut dengan bendera-bendera Partai Gerindra yang masih berkibar di sekeliling komplek makam itu. Tak aneh jika banyak warga yang  menyangka, Anies merupakan anggota rombongan Prabowo Subianto. Bahkan ada yang
menyangka bahwa Anies adalah artis.

Anies tak terlalu banyak berdialog dengan warga. Dia bersama keluarga langsung mendekati makam Bung Karno dan berdoa. Usai berziarah, Anies bercerita bahwa kakeknya, AR Baswedan adalah kerabat dari Bung Karno pada masa perjuangan kemerdekaan dulu.

AR Baswedan adalah tokoh nasional keuturunan Arab yang berhasil menyelundupkan naskah dukungan Mesir atas kemerdekaan Indonesia masuk Tanah Air. Naskah itu yang kemudian menjadi pertanda dunia internasional mendukung kemerdekaan Indonesia.

Anies pun mengaku ingin menjadi seperti Bung Karno. “Bung Karno tidak pernah meminta apa pun dari negeri ini. Tapi dia hibahkan semuanya untuk bangsa Indonesia. Dia adalah pemimpin yang berhasil membuat semua orang turun tangan untuk merebut kemerdekaan,” ucap Anies.

Sementara di Kediri, Anies bertemu dengan pimpinan pondok pesantren Lirboyo. Di sana, lagi-lagi Anies tak sengaja bertemu dengan kandidat capres dari Partai Keadilan Sejahtera, Anis Matta. Di sana, Anies bertemu dengan pimpinan ponpes Lirboyo, KH. Idris Marzuki.

Jombang

Kegiatan ziarah Anies Baswedan kemudian berlanjut ke kota Jombang, Jawa Timur. Di sana, Anies berziarah ke makam Presiden kempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berada di dalam kompleks pondok pesantren Tebu Ireng pada tengah malam.

Anies rencananya bertemu dengan pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng yang juga adik Gus Dur, Sholahuddin Wahid (Gus Sholah). Namun, Gus Sholah sudah terlanjur istirahat karena sudah larut malam. Akhirnya, Anies pun menumpang bermalam di rumah Gus Sholah.

Pagi harinya, kedatangan Anies di pondok pesantren itu disambut oleh puluhan guru di dalam sebuah aula pertemuan. Dialog antara Anies dan para guru pun terjadi di sana. Uniknya, Anies di sana berorasi politik dengan menggunakan sarung. Hal ini pun menjadi candaan dari moderator
diskusi.

Di dalam diskusi itu, muncul banyak kekecewaan atas pilihan Anies terjun ke dunia politik melalui Partai Demokrat yang saat ini terpuruk akibat banyaknya kasus korupsi. Menjawab keraguan itu, Anies pun menjawab, “Saya suka heran kenapa orang tidak bermasalah, orang bersih dipermasalah masuk ke politik? Sementara mereka-mereka yang bermasalah, dibiarkan masuk politik? Kalau seperti ini terus, Indonesia tidak akan berubah karena selalu dipimpin orang bermasalah.”

Usai dialog, Gus Sholah pun menjawab soal kemungkinannya mendukung Anies. Gus Sholah  memang tidak menyebut pasti akan mendukung Anies. Tetapi, dia menyandingkan sosok Anies dan Mahfud MD. Anies, sebutnya, unggul di bidang pendidikan dan sosial, sementara Mahfud MD unggul di bidang penegakan hukum.

“Dua-duanya punya keunggulan masing-masing,” puji Gus Sholah yang pada September lalu sudah menyatakan dukungannya terhadap Mahfud MD ini.

Bangkalan dan Surabaya

Selanjutnya, Anies menyeberang ke Pulau Madura, tepatnya di Bangkalan. Di sana, Anies bertemu dengan para mahasiswa di Universitas Trunojoyo Madura. Usai berdialog dengan mahasiswa, Anies menyempatkan diri berziarah ke makam Syaihona Holil, kyai di Bangkalan. Anies juga menyempatkan diri bertemu dengan kerabat Kyai Holil.

Setengah hari Anies berada di Bangkalan, perjalanan pun kemudian berlanjut dengan  menyeberangi Jembatan Suramadu menuju Surabaya. Tiba di Taman Bungkul, Surabaya, Anies bertemu dengan puluhan relawan. Di sana, Anies mensosialisasikan soal gerakan Turun Tangan dan meminta mereka untuk tidak tunduk kepada politik uang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com