Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tokoh Penting Diperalat Pihak Asing

Kompas.com - 08/12/2010, 21:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peristiwa Gerakan 30 September 1965 terjadi akibat dua faktor utama, yakni terjadinya Perang Dingin serta kurangnya kedewasaan dan kemandirian bangsa Indonesia.

"Peristiwa G-30-S tidak akan terjadi bila tidak ada Perang Dingin yang membuat pihak asing datang ke Indonesia untuk mencari tokoh-tokoh penting sebagai wayang," kata Tan Swie Ling, salah seorang saksi hidup akibat G-30-S, Rabu (8/12/2010) di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.

Di sana, Tan hadir dengan busana batik dalam peluncuran buku karyanya sendiri berjudul G30S, Perang Dingin dan Kehancuran Nasionalisme; Pemikiran Cina Jelata Korban Orba. Buku tersebut diterbitkan Komunitas Bambu yang digawangi oleh sejarawan Jose Rizal.

Faktor kedua terjadinya G-30-S adalah kurangnya rasa dewasa dan mandiri dari bangsa Indonesia. Tan memandang akibat bangsa Indonesia yang seperti itu telah memudahkan semua komponen bangsa diperalat.

"Bila bangsa Indonesia kurang dewasa dan mandiri, kita mudah dijadikan sebagai wayang yang diatur semaunya atau sebebasnya oleh kepentingan negara yang ikut Perang Dingin. Dalam hal ini, oleh Amerika Serikat beserta sekutunya dan Uni Soviet," ujar Tan.

Tan sempat mengungkapkan apa saja yang ia tulis dalam bukunya. Bagian satu, kata dia, membahas masalah Perang Dingin yang lengkap dengan lika-liku dinamika politik. Bagian dua, perjalanan bangsa Indonesia ke depan.

"Jadi, bagian satu ini seakan-akan membahas masa lalu dalam rangka upaya kita melangkah ke depan. Sebab, bila tak selesai, bangsa kita akan jadi bangsa yang terus merasakan sakit 'dendam dan kebencian'," ungkapnya.

Oleh sebab itu, ia berharap semua komponen bangsa berusaha keras untuk keluar dari rendaman apa yang disebutnya kubangan lumpur dendam dan kebencian. "Kalau kita menghendaki bangsa Indonesia jalan ke depan, kita harus menyembuhkan luka-luka kita," tutur Tan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengacara Keluarga Sebut Ada Sejumlah Kejanggalan Penanganan Kasus Afif Maulana

Pengacara Keluarga Sebut Ada Sejumlah Kejanggalan Penanganan Kasus Afif Maulana

Nasional
Karyawan Asal Kalimantan Barat Gugat UU Pilkada ke MK, Akui Mau Maju Jadi Calon Wakil Gubernur

Karyawan Asal Kalimantan Barat Gugat UU Pilkada ke MK, Akui Mau Maju Jadi Calon Wakil Gubernur

Nasional
PKB Condong Dukung Bobby Ketimbang Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut

PKB Condong Dukung Bobby Ketimbang Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut

Nasional
Rekaman CCTV di Polsek Tempat Afif Dianiaya Sudah Hilang, Anggota DPR: Siber Mabes Polri Bisa Lakukan Upaya

Rekaman CCTV di Polsek Tempat Afif Dianiaya Sudah Hilang, Anggota DPR: Siber Mabes Polri Bisa Lakukan Upaya

Nasional
PKB Klaim Sandiaga Bersedia Jajaki Pilkada Jabar 2024

PKB Klaim Sandiaga Bersedia Jajaki Pilkada Jabar 2024

Nasional
Cara Pemadanan NIK menjadi NPWP

Cara Pemadanan NIK menjadi NPWP

Nasional
LBH Padang Sebut Pernyataan Polisi Berubah-ubah soal Kasus Afif Maulana

LBH Padang Sebut Pernyataan Polisi Berubah-ubah soal Kasus Afif Maulana

Nasional
DPR Desak Polri Ungkap Kebenaran Terkait Kasus Meninggalnya Afif Maulana

DPR Desak Polri Ungkap Kebenaran Terkait Kasus Meninggalnya Afif Maulana

Nasional
PKB Beri Dukungan ke Sejumlah Bakal Calon Kepala Daerah, Ada Petahana Jambi Al Haris dan Abdullah Sani

PKB Beri Dukungan ke Sejumlah Bakal Calon Kepala Daerah, Ada Petahana Jambi Al Haris dan Abdullah Sani

Nasional
PKB Lirik Sandiaga Uno untuk Maju Pilkada Jabar 2024

PKB Lirik Sandiaga Uno untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Kementerian KP Tekankan Pentingnya Kolaborasi untuk Capai SDGs Poin 14

Kementerian KP Tekankan Pentingnya Kolaborasi untuk Capai SDGs Poin 14

Nasional
Kejagung Sita 713 Ton Gula Kristal dan Uang Rp 200 Juta di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Kejagung Sita 713 Ton Gula Kristal dan Uang Rp 200 Juta di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

Nasional
Stranas PK Ungkap Kacaunya Pelabuhan Sebelum Dibenahi: Kapal Parkir Seminggu dan Rawan Korupsi

Stranas PK Ungkap Kacaunya Pelabuhan Sebelum Dibenahi: Kapal Parkir Seminggu dan Rawan Korupsi

Nasional
Temui Wapres, Nahdlatul Wathon Lapor Sedang Dirikan Kantor dan Pesantren di IKN

Temui Wapres, Nahdlatul Wathon Lapor Sedang Dirikan Kantor dan Pesantren di IKN

Nasional
Demokrat-Perindo Jajaki Koalisi untuk Pilkada 2024

Demokrat-Perindo Jajaki Koalisi untuk Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com