Kepercayaan ini merosot menyusul adanya kasus pembunuhan yang menjerat Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
"Pada bulan Juli, turun drastis ketika terjadi peristiwa Sambo," kata Mahfud dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023 di SICC, Bogor, Selasa (17/1/2023).
Kendati begitu, Indeks kepercayaan publik kepada Polri kembali meningkat pada bulan selanjutnya, yakni bulan Agustus dan September 2022.
Namun, menurut Mahfud, peningkatan itu tidak membuat citra Polri kembali seperti di awal tahun 2022.
"Bulan Agustus-September mulai naik lagi. Sampai sekarang mulai naik lagi, tapi belum mencapai titik optimal yang pernah dicapai. Ini harus dijaga yang ke depan," ujarnya.
Padahal, pada awal tahun, indeks kepercayaan publik kepada Polri mencapai 87. Angkanya lebih tinggi dibanding indeks kepercayaan publik kepada pemerintah, yakni 76.
"Kalau rata-rata kepercayaan publik 76 kepada pemerintah, pada waktu itu Polri sudah 87, di atas rata-rata, sehingga 76-nya banyak di bawahnya sektor-sektor lain," kata Mahfud.
"Kita mungkin perlu juga memberi apresiasi kepada Polri yang pada awal tahun 2022. Itu memberikan kontribusi terbesar bagi kepercayaan publik terhadap pemerintah karena keamanan," ujarnya lagi.
Sebagai informasi, Ferdy Sambo terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap ajudannya, Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Ferdy Sambo memerintahan ajudannya yang lain, Richard Eliezer atau Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Brigadir J dieksekusi dengan cara ditembak 2-3 kali oleh Bharada E di rumah dinas Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Setelahnya, Ferdy Sambo menembak kepala belakang Brigadir J hingga korban tewas.
Atas perbuatannya, Ferdy Sambo dituntun dengan pidana penjara seumur hidup.
https://nasional.kompas.com/read/2023/01/17/19141531/mahfud-minta-polri-jaga-kepercayaan-publik-yang-mulai-naik-lagi-usai-kasus