Hal itu disampaikan Laode menanggapi pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian yang menyebut bahwa TWK merupakan tes akademik.
"Academic integrity, saya sepakat, oleh karena itu maka hasilnya harus diberikan pada orang yang ikut tes. Saya ini dosen, kalau ada orang yang tidak lulus kita berikan hasilnya supaya dia tahu di bagian mana ia tidak lulus," kata Laode dalam tayangan Satu Meja The Forum Kompas TV, Rabu (19/5/2021) malam.
Selain itu, Laode menyebut bahwa semua insan KPK tidak sepakat jika ada orang-orang di dalam lembaga antirasuah itu yang memiliki paham radikal.
Oleh karena itu, jika asesmen TWK digunakan untuk mencari tahu apakah seseorang memiliki pemikiran ke arah itu, harus disampaikan secara terbuka.
"Make it open, saya yakin tidak ada 1 pun orang di KPK yang setuju ada pegawai yang radikal, atau alirannya tidak jelas," ucap dia.
Jika hasil TWK tidak disampaikan secara terbuka pada para pegawai yang tak lolos, menurut dia, tes itu tidak bisa disebut sebagai tes akademik.
"Kalau saya sih itu bukan akademik itu, akademik itu adalah dibertitahukan ketidaklulusannya di bagian mana," kata Laode.
Diberitakan sebelumnya Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian menyebutkan bahwa TWK adalah tes akademik.
Donny menegaskan, dalam tes tersebut prinsip subyektifitas menjadi hal utama yang harus dicapai baik oleh si pembuat tes dan pihak yang berkepentingan dalam pengadaan tes itu.
Oleh karena itu, menurut Donny, TWK tidak mungkin berisi soal titipan yang dirancang untuk menyingkirkan seseorang.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/20/16280221/mantan-komisioner-kpk-hasil-twk-harus-disampaikan-secara-transparan