Salin Artikel

Natalius Pigai Nilai Otsus Papua Gagal Menyejahterakan, Ini Alasannya

Maka dari itu Pigai meminta Presiden Joko Widodo untuk melakukan membekukan Undang-Undang Otonomi Khusus Papua Nomor 21 Tahun 2001 pada tahun 2021.

"Berbagai data variabel pembangunan Papua dalam kerangka otsus telah membuktikan bahwa otsus itu gagal," ujar Pigai kepada Kompas.com, Kamis (18/2/2021).

Dalam data tertulis yang diterima Kompas.com, Pigai menyebut beberapa data tentang pembangunan Papua yang dianggap gagal, berdasarkan hasil risetnya pada berbagai data Badan Pusat Statistik Indonesia.

Misalnya, bertambahnya jumlah orang miskin di Papua justru setelah UU Otsus Papua diberlakukan.

Pada data yang ditampilkan Pigai, sejak 2001 hingga 2019, jumlah orang miskin di Papua meningkat sebanyak 26.360 orang.

Selain itu, Pigai juga menunjukan data tentang biaya hidup masyarakat di Papua.

Menurut data yang ditampilkan Pigai biaya hidup tertinggi justru dialami oleh masyarakat Papua. Pigai memberikan perbandingan harga tiga barang kebutuhan masyarakat di Papua dan Jakarta.

"Harga Semen 1 sak di Wamena Rp 500.000, di Puncak Jaya dan Pegunungan Bintang sampai Rp 1,2 juta. Sedangkan harga semen rata-rata di Jakarta Rp 60.000," ucap Pigai.

"Beras bermerek berisi 25 kilogram di Puncak Jaya harganya berkisar Rp 750.000 sampai Rp 800.000 per karung. Sementara itu di Jakarta harga beras bermutu tinggi berisi 25 kilogram hanya seharga Rp 80.000 per karung," kata dia.

Dia juga menjelaskan, harga bensin di Pegunungan Bintang harganya mencapai Rp 40.000 per liter.

"Sedangkan saat ini harga nasional hanya Rp 6.450 per liter," tuturnya.

Sebagai informasi, harga Rp 6.450 per liter yang dimaksud Natalius Pigai adalah harga bahan bakar jenis premium di luar Jawa, Madura, Bali.


Pigai juga memperlihatkan data terkait kesehatan masyarakat Papua. Sejak tahun 2010 hingga 2019 jumlah penderita HIV/AIDS di Papua meningkat drastis.

Pada 2010 sebanyak 5.000 orang Papua terinfeksi HIV/AIDS, dan angka tersebut menjadi 40.805 orang di tahun 2019.

Indeks kebahagiaan hidup masyarakat Papua berdasarkan data 2017 hingga 2019, lanjut Pigai, menunjukkan tingkat paling rendah dibanding indeks kebahagiaan nasional dan provinsi lain.

"Indeks kebahagiaan hidup di Papua hanya 60,97 persen, sementara itu indeks kebahagiaan nasional 68,28 persen, dan indeks kebahagiaan rata-rata provinsi lain di Indonesia adalah 70 persen," ujar dia.

Pigai mengatakan, berdasarkan data-data yang ia temukan, Otsus Papua tidak membawa dampak signifikan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Papua.

Selain itu, Pigai juga menilai bahwa selama ini pemerintah pusat jarang mendengarkan masukan-masukan yang diberikan oleh masyarakat Papua.

"Usulan peraturan daerah untuk implementasi Otsus sudah sering diberikan, tapi sering ditolak Kemendagri, jadi bagaimana Otsus bisa jalan?” tutur Pigai.

"Seolah-olah Otsus ini kepalanya di Jakarta, ekornya dilepas sendiri di Papua. Maka saya katakan Otsus ini sudah tidak relevan lagi sekarang," ucapnya.

Pigai juga sempat menyampaikan usulannya untuk membekukan kebijakan Otsus Papua pada Ketua Fraksi Partai Demokrat Di MPR RI Benny K Harman, Senin (15/2/2021) lalu.

Pada pertemuan itu, Pigai menjelaskan bahwa masyarakat Papua tidak ingin melanjutkan kebijakan Otsus Papua. Ia kemudian juga meminta Presiden Joko Widodo mengadakan perundingan terkait UU Otsus Papua dengan masyarakat Papua.

Perundingan itu bisa dilakukan antara tahun 2020 hingga tahun 2024. Sebelum perundingan berlangsung, Pigai berharap Presiden dapat mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan (Perpu) tentang Papua.

https://nasional.kompas.com/read/2021/02/18/14480671/natalius-pigai-nilai-otsus-papua-gagal-menyejahterakan-ini-alasannya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Realisasi Anggaran 2023 Belum 100 Persen, Jokowi: Artinya 3 Minggu Ini Keluar Uang Triliunan Rupiah

Realisasi Anggaran 2023 Belum 100 Persen, Jokowi: Artinya 3 Minggu Ini Keluar Uang Triliunan Rupiah

Nasional
Data Pemilih Diduga Bocor, KPU Didesak Segera Investigasi Internal

Data Pemilih Diduga Bocor, KPU Didesak Segera Investigasi Internal

Nasional
Data Pemilih Diduga Bocor, Menkominfo: KPU Bilang Datanya Diambil

Data Pemilih Diduga Bocor, Menkominfo: KPU Bilang Datanya Diambil

Nasional
Data Pemilih Diduga Bocor, Ketua KPU: Sedang Dicek Kebenarannya

Data Pemilih Diduga Bocor, Ketua KPU: Sedang Dicek Kebenarannya

Nasional
Anies Kampanye Temui Petani di Pangalengan, Sebut Persediaan Pupuk Jadi Keluhan Utama

Anies Kampanye Temui Petani di Pangalengan, Sebut Persediaan Pupuk Jadi Keluhan Utama

Nasional
Kemungkinan Krisis dan Resesi Menguat, Jokowi: Kita Harus Waspada

Kemungkinan Krisis dan Resesi Menguat, Jokowi: Kita Harus Waspada

Nasional
Diduga Diretas, KPU: Data DPT Juga Ada di Parpol dan Bawaslu

Diduga Diretas, KPU: Data DPT Juga Ada di Parpol dan Bawaslu

Nasional
Stefanus Roy Rening Tolak Keterangan Lukas Enembe Dibacakan dalam Sidang

Stefanus Roy Rening Tolak Keterangan Lukas Enembe Dibacakan dalam Sidang

Nasional
KPU Harap Capres-Cawapres Bicara Realistis Saat Debat, Tak Muluk-muluk atau Terlalu Tinggi

KPU Harap Capres-Cawapres Bicara Realistis Saat Debat, Tak Muluk-muluk atau Terlalu Tinggi

Nasional
Sudah Berstatus Tersangka, Firli Bahuri Masih Pimpin Ekspose Penetapan Tersangka Kasus DJKA

Sudah Berstatus Tersangka, Firli Bahuri Masih Pimpin Ekspose Penetapan Tersangka Kasus DJKA

Nasional
Sakit, Lukas Enembe Tak Hadir Jadi Saksi di Sidang Stefanus Roy Rening

Sakit, Lukas Enembe Tak Hadir Jadi Saksi di Sidang Stefanus Roy Rening

Nasional
Jokowi Soroti Realisasi Anggaran yang Menumpuk di Akhir Tahun

Jokowi Soroti Realisasi Anggaran yang Menumpuk di Akhir Tahun

Nasional
Perludem: Pemilih Hanya Ramai soal Pilpres, padahal Ada 5 Pemilihan

Perludem: Pemilih Hanya Ramai soal Pilpres, padahal Ada 5 Pemilihan

Nasional
Isi Seminar Kebangsaan, Mahfud: Enggak Usah Kampanye, Sudah Tahulah Mau Pilih Siapa

Isi Seminar Kebangsaan, Mahfud: Enggak Usah Kampanye, Sudah Tahulah Mau Pilih Siapa

Nasional
Ganjar-Mahfud Dinilai Galau Tentukan 'Branding' Kampanye

Ganjar-Mahfud Dinilai Galau Tentukan "Branding" Kampanye

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke