Salin Artikel

ILR: Skor Independensi Kekuasaan Kehakiman Merosot

Hal tersebut disampaikan Direktur ILR Todung Mulya Lubis, saat memaparkan hasil survei tersebut.

Pada 2015, ILR memberi skor independensi kekuasaan kehakiman 5,76 dengan nilai indeksnya 1,48. Namun, tahun ini independensi kekuasaan kehakiman mendapat skor 5,74 dengan nilai indeks 1,44.

"Indikator yang sangat penting buat negara hukum, tetapi skornya tidak terlalu baik, agak merosot, (menjadi) 5,74. Sedangkan indeks kekuasaan kehakiman adalah 1,44," kata Todung, di acara rilisnya yang digelar di di The Akmani Hotel, Jalan KH. Wahid Hasyim, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2017).

Padahal, lanjut Todung, mayoritas responden menginginkan supaya tidak ada intervensi dalam kekuasaan kehakiman. Namun, faktanya menurut survei, banyak pihak yang mencoba memengaruhi hakim.

"Nyatanya banyak yang mencoba memengaruhi independensi hakim. Kalau kita lihat indeks ini antara lain pemerintah daerah, anggota DPR, partai politik, tokoh masyarakat, advokat, ormas, pengusaha dan pejabat pengadilan yang lebih tinggi," ujar Todung.

Persentasenya adalah, sebanyak 17,5 persen responden menilai pemerintah daerah sangat sering memengaruhi hakim, 12,5 persen sering, 30 persen cukup sering, 22,5 persen jarang, 17,5 persen menyatakan tidak pernah.

Kemudian, sebanyak 5 persen responden menilai anggota dewan paling sering memengaruhi hakim, 30 persen menyatakan sering, 25 persen cukup sering, 27,5 persen jarang, dan 12,5 persen tidak pernah.

Sementara itu, sebanyak 10 persen responden menyatakan partai politik paling sering memengaruhi hakim, 27,5 persen sering, 25 persen cukup sering, 25 persen jarang, 12,5 persen tidak pernah.

Sebanyak 7,5 persen responden menyatakan tokoh masyarakat paling sering memengaruhi hakim, 10 persen sering, 20 persen cukup sering, 52,5 persen jarang, dan 10 persen tidak pernah.

Kemudian 20 persen responden menilai pihak berperkara atau advokat paling sering memengaruhi hakim, 32,5 persen sering, 25 persen cukup sering, 17,5 persen jarang, dan 5 persen menilai tidak pernah.

Sebanyak 17,5 persen responden menilai ormas paling sering memengaruhi hakim, 17,5 persen sering, 22,5 persen cukup sering, 32,5 persen jarang, dan 10 persen menilai tidak pernah.

Kemudian 32,5 persen responden menilai pengusaha paling sering memengaruhi hakim, 25 persen sering, 17,5 persen cukup sering, 17,5 persen jarang, dan 7,5 persen menilai tidak pernah.

Terakhir, sebanyak 22,5 persen responden menyatakan pejabat pengadilan yang lebih tinggi paling sering memengaruhi hakim, 10 persen sering, 35 persen cukup sering, 25 persen jarang, dan 7,5 persen menilai tidak pernah.

Todung menyatakan, seharusnya intervensi terhadap hakim itu bisa dibendung. Sebab, mayoritas responden di survei ini, lanjut Todung, menyatakan penghasilan hakim dinilai sudah cukup.

"Sebanyak 65 persen responden sudah mengatakan bahwa gaji para hakim sudah cukup layak untuk hisa hidup memadai," ujar Todung.

Karena itu, dia menilai, ada yang salah pada pendidikan hukum di negara ini.

"Sebagian dari kesalahan itu adalah, mungkin cita-cita negara hukum itu belum sepenuhnya berhasil diejawantahkan dalam dunia pendidikan hukum di indonesia. Pendidikan hukum kita gagal untuk mendirikan negara hukum itu," ujar dia.

Adapun survei ini dilakukan dengan responden 120 orang ahli dari 20 provinsi di Indonesia. Responden tersebut tersebar dalam berbagai jenis profesi seperti akademisi, praktisi hukum, dan aktivis masyarakat.

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/05/18051481/ilr-skor-independensi-kekuasaan-kehakiman-merosot

Terkini Lainnya

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke