Salin Artikel

Susi Pudjiastuti "Digoyang" Cantrang...

Kelompok nelayan di Pantai Utara Jawa berunjuk rasa mendesak Presiden Joko Widodo mencopot Susi karena melarang nelayan menggunakan cantrang saat menangkap ikan.

Entah kebetulan atau tidak, "goyangan" kelompok nelayan muncul ketika hangat-hangatnya isu perombakan kabinet alias reshuffle, tepatnya pertengahan Juli 2017 ini.

Padahal jika ditelisik, protes nelayan telah ada sejak April 2017. Sempat meredup, aksi protes tersebut kemudian muncul kembali.

Bahkan, pada 3 Mei 2017 lalu, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki juga telah mengumumkan bahwa Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri Susi untuk memperpanjang masa transisi nelayan beralih dari cantrang ke alat tangkap ikan lain hingga Desember 2017.

Artinya, nelayan di Indonesia masih boleh menggunakan cantrang hingga akhir 2017 tanpa khawatir ditangkap aparat hukum. Nelayan juga diberikan waktu untuk mengganti cantrang dengan alat tangkap jenis lain yang lebih ramah lingkungan.

Lantas, mengapa para nelayan masih protes hingga saat ini?

Juru bicara Aliansi Nelayan Indonesia Sutia Budi, saat audiensi dengan Teten Masduki di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, 11 Juli 2017, sempat ditanya soal itu. Namun, ia tidak menjawabnya.

Sutia malah menjawab, "Teman-teman (wartawan) percaya Ibu Susi atau percaya dengan teman-teman (nelayan) yang mengalami langsung di lapangan? Sekarang kita lihat faktanya saja deh, enggak usah ngarang-ngarang," ujar Sutia.

(Baca: Protes Kebijakan Menteri Susi, Sejumlah Nelayan Diterima di Istana)

Respons Kepala BIN

"Goyangan" para nelayan ini turut direspons Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Jenderal polisi yang biasanya irit bicara ini tiba-tiba mengomentari seputar Susi dan protes nelayan pro-cantrang.

Budi mengakui, ada kartel di Indonesia yang berupaya "menggoyang" posisi Susi sebagai menteri melalui unjuk rasa di jalanan. Budi mengatakan, misi itu dilancarkan karena bisnis kartel pangan di laut terganggu kinerja Susi.

"Bu Susi sekarang sedang mengalami serangan balik yang sangat kuat, demo nelayan dan sebagainya. Kekuatan inilah yang bermain untuk Ibu Susi diganti (dari posisi Menteri KKP)," ujar Budi saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Alim Ulama se-Indonesia di Jakarta, Kamis 13 Juli 2017.

(Baca: Kepala BIN Budi Gunawan: Kekuatan Kartel Bermain agar Bu Susi Diganti)

Sebagai informasi, potensi ekonomi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia mencapai 1,33 triliun dollar AS atau setara dengan sekitar Rp 19 ribu triliun.

Data dari Sekretariat Kabinet dari laman www.setkab.go.id menyebutkan, sejumlah kebijakan yang dikeluarkan Menteri Susi berimbas positif bagi ekonomi negara.

Misalnya produktivitas nelayan meningkat, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di sektor perikanan mencapai 8,64 persen (2015) atau dalam skala ekonomi sebesar Rp 67,08 triliun dan pertumbuhan nilai ekspor mencapai 906,77 juta dollar AS.

Susi korban reshuffle?

Pertanyaan menarik kemudian adalah, sukseskah isu cantrang "menggoyang" posisi Susi sebagai menteri?

Pengamat politik Hendri Satrio menilai, isu cantrang yang digulirkan nelayan dan kekuatan di baliknya tidak akan mempan "menggoyang" Susi dari jabatannya.

"(Isu cantrang) tidak cukup kuat. Susi masih populis di masyarakat kendati ada goyangan isu cantrang. Citra positifnya masih jauh lebih besar ketimbang cantrang," ujar Hendri kepada Kompas.com, Senin (17/7/2017).

Apalagi, sinyal bahwa Susi dibela partai pendukung Joko Widodo sangat kental. Hal tersebut terlihat dari pernyataan Budi Gunawan.

Namun, ia yakin Presiden Jokowi juga tidak akan membiarkan isu cantrang melebar dan membesar sehingga merugikan pemerintah.

Presiden diyakini akan melakukan sejumlah kebijakan untuk mengakomodasi kemauan para nelayan yang dikabarkan merupakan pendukung Jokowi dalam Pilpres 2014 silam.

Soal reshuffle, Hendri memiliki pendapat tersendiri. Menurut dia, jika reshuffle memang jadi dilakukan, itu bukan didasarkan pada kinerja.

"Reshuffle kali ini jika ada, bisa juga dijadikan ajang pembentukan tim sukses putaran kedua. Bila begitu, maka anggota kabinet yang juga tim sukses 2014 semisal Luhut Panjaitan, Rini Soemarno, Amran Sulaiman, Teten Masduki, Puan Maharani, Susi Pudjiastuti dan Pratikno sangat mungkin aman dari reshuffle," ujar Hendri.

"Kalaupun terkena, saya prediksi hanya akan digeser ke posisi lain. Jadi bila benar ada reshuffle, ini bukan tentang kinerja," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2017/07/17/09344061/susi-pudjiastuti-digoyang-cantrang-

Terkini Lainnya

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke