Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun Jokowi-JK, Parlemen yang "Terkendali" Menjadi Catatan Khusus

Kompas.com - 20/10/2016, 23:19 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus mengatakan, selama dua tahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla situasi parlemen sebagai pengawas pemerintah justru "terkendali".

Sebab, tidak ada kegaduhan yang tampak serius akibat tarik-menarik kepentingan antar-kelompok di DPR. Menurut Lucius, situasi ini berdampak positif.

"Menghemat energi parlemen khususnya, dan publik pada umumnya. Karena tidak perlu tersedot oleh berbagai kegaduhan yang dipicu oleh perbedaan sikap yang muncul di parlemen," ujar Lucius dalam diskusi di Jakarta, Kamis (20/10/2016).

Di sisi lain, lanjut dia, situasi parlemen yang "terkendali" juga mengkhawatirkan. Sebab, menjadi tidak tampak fungsi parlemen sebagai kontrol atas pemerintah.

Padahal, dengan adanya dinamika yang dipenuhi berbagai perdebatan dengan pemerintah justru membuat parlemen menjadi tampak berenergi dalam melaksanakan tugasnya.

"Dengan kata lain, DPR sebagai lembaga perwakilan dengan fungsi pengawasan nyaris kehilangan daya kritis terhadap pemerintah," kata dia.

Lucius menjelaskan, penyebab hilangnya daya kritis parlemen saat ini tidak muncul begitu saja. Hilangnya daya kritis parlemen tidak lepas dari ketatnya pemerintah menjaga konsistensi atas perencanaan dan pelaksanaan program-program yang dijalankan.

"Pemerintah mempunyai skema kerja yang cukup rapi berhadapan dengan DPR yang terlalu sibuk memikirkan kalkulasi politik. Hasilnya DPR selalu 'tak berdaya' berhadapan dengan pemerintah," kata dia.

Lucius melanjutkan, di saat yang bersamaan itu juga DPR sebagai lembaga pengawas justru tak bisa meyakinkan dan memberikan bukti pencapaian atas kinerjanya kepada masyarakat.

Sehingga, tambah Lucius, ketika DPR akan mengkritisi pemerintah, maka pada saat yang sama selalu gagal menunjukkan bahwa lembaga ini pantas untuk mengkritik.

"Karena mereka (pemerintah) sudah bekerja dengan baik," kata dia.

(Baca: Dua Tahun Memerintah, Jokowi Dianggap Mampu Jaga Stabilitas Politik)

Selain itu, kata Lucius, masih banyak kasus korupsi dan pelanggaran etis yang menjerat para anggota DPR.

Sehingga, berdampak pada merosotnya citra kredibilitas DPR di hadapan pemerintah yang berhasil menyedot simpati publik melalui program-programnya.

"Inilah yang menyebabkan fungsi pengawasan DPR menjadi mandul, karena mereka gagal membangun kekuatan lembaga dengan hasil kerja nyata dan teladan hidup yang terpuji," ujarnya.

Kompas TV Fadli Zon: Dua Tahun Ini Presiden Pencitraan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com