Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun Memerintah, Jokowi Dianggap Mampu Jaga Stabilitas Politik

Kompas.com - 20/10/2016, 23:12 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Maruarar Sirait menilai Presiden Joko Widodo mampu menjaga stabilitas politik negara dengan baik dalam dua tahun masa pemerintahannya.

Ia menjabarkan, kondisi perpolitikan sempat memanas pasca-pemilu presiden 2014 lalu.

Partai-partai politik yang terbagi menjadi dua kutub, yaitu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) tak lantas cair setelah presiden dan wakil presiden terpilih.

Aroma pertarungan dua koalisi tersebut masih kental pada tahun pertama pemerintahan.

"Kita harus akui aroma pertarungan politik pasca-pilpres masih sangat kuat dan jelas dimenangkan teman-teman KMP," ujar Maruarar dalam sebuah acara diskusi, Kamis (20/10/2016).

Kondisi perpolitikan pada 2015 cenderung lebih baik dan semakin membaik pada 2016. Pembahasan Anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kata Maruarar, juga berjalan lancar.

(Baca juga: INDEF: Dua Tahun Nawacita Jokowi, Peringkat Daya Saing Indonesia Memburuk)

Kemudian pada 2016, lanjutnya, juga merupakan penguatan politik pemerintah Jokowi-JK. Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar, dua anggota KMP, merapat ke pemerintahan.

Pemilihan kepala-kepala lembaga, seperti Kepala Kepolisian RI dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) juga berjalan lancar di parlemen.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak atau tax amnesty juga diketok tanpa melalui perdebatan alot.

Apalagi, saat pengesahan UU Pengampunan Pajak, posisi ketua panitia kerja ditempati oleh Soepriyatno, anggota Fraksi Partai Gerindra yang merupakan partai oposisi.

"Itu adalah parameter-parameter yang terukur bahwa ada stabilitas dan dukungan politik yang kuat. Bahkan lawan-lawan politik juga mendukung," kata Maruarar.

(Baca juga: Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Pemberantasan Korupsi Dinilai Jauh dari Harapan)

Kompas TV Fadli Zon: Dua Tahun Ini Presiden Pencitraan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com