Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Memulai Proses Penyelesaian Kasus HAM Berat di Papua

Kompas.com - 16/06/2016, 14:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sembari menunggu kajian tim Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan atas rekomendasi Simposium Peristiwa 1965 untuk disampaikan ke Presiden Joko Widodo, pemerintah terus bergerak menuntaskan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat yang lain.

Kini, pemerintah memulai proses penyelesaian kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat di bumi Papua.

Kamis (16/6/2016) pagi, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan mendarat di Bandar Udara Sentani Jayapura.

Selama tiga hari ke depan, Luhut akan bertemu banyak pihak dalam rangka menyelesaikan "beban" masa lalu Indonesia yang pernah terjadi di Papua.

"Saya akan menemui semua lapisan masyarakat. Baik dari kalangan pemuka agama, mahasiswa, aparat militer dan kepolisian, bahkan LSM,"ujar Luhut beberapa saat setelah tiba di Papua, sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemenko Polhukam, Kamis.

"Pemerintah ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kita serius dan transparan melakukan ini, tidak ada rekayasa," kata dia.

Terdapat tiga kasus dugaan pelanggaran HAM berat di Papua yang akan diselesaikan. Kasus itu yakni peristiwa Wasior, Wamena, dan Paniai.

Luhut mengatakan, Komisi Nasional HAM pada 2011 sudah membentuk tim untuk menghimpun informasi kasus-kasus pelanggaran HAM berat di Papua.

Namun, pada Mei 2016, Kemenko Polhukam juga membentuk tim terpadu yang mempunyai tugas dan fungsi sama.

Tim terpadu itu, sebut Luhut, membantu mempercepat pengumpulan informasi di sana. Tim tersebut juga dipastikan independen dan lepas dari intervensi pemerintah.

Kehadiran Luhut hanya sebagai bentuk pemantauan atas kerja tim. Luhut mengatakan, pihak mana pun yang nantinya dinyatakan bersalah, harus bersedia menjalani proses yang berlaku.

"Siapa pun dia, masyarakat atau aparat. Pokoknya kalau dia salah, harus diproses," kata Luhut.

Demi transparansi dan pertanggungjawaban terhadap dunia internasional, pemerintah turut mengundang Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson, Duta Besar Solomon untuk Indonesia Salana Kalu, Duta Besar Fiji untuk Indonesia S.T Cavuilati dan Duta Besar Papua New Guinea untuk Indonesia Peter Ilau.

"Tujuan dari kehadiran mereka disini adalah agar masyarakat internasional melihat apa saja yang kami kerjakan. Mereka bukan tim pencari fakta," kata Luhut.

Kompas TV Bentrokan di Papua, 4 Orang Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com