Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Kompas.com - 05/05/2024, 15:08 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memperkirakan, Presidential Club yang akan dibentuk presiden terpilih, Prabowo Subianto, tidak akan menghasilkan apa pun.

Salah satu keyakinan Dedi karena Prabowo merupakan pribadi yang tidak bisa didikte oleh siapa pun, termasuk presiden pendahulunya.

"Bisa saja secara formal, Prabowo berhasil adakan Presidential Club. Tetapi realita yang ada hanya akan sebatas cangkang kosong, tidak akan ada aktifitas apa-apa, satu sisi tidak mungkin Prabowo didikte oleh presiden terdahulu," kata Dedi kepada Kompas.com, Minggu (5/5/2024).

Selain itu, gagasan Prabowo tersebut juga dinilai akan bersifat tumpang tindih dengan jabatan yang sudah ada sebelumnya seperti Dewan Pertimbangan Presiden hingga Kantor Staf Kepresidenan atau KSP.

Baca juga: Soal Presidential Club, Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Maka dari itu, Dedi berpandangan gagasan tersebut sebenarnya tidak diperlukan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran kelak.

"Karena Presiden sudah miliki kabinet yang siap memberikan sumbangan besar pembangunan, juga ada dewan pertimbangan presiden," ujar dia.

Sebaliknya, ia berpendapat bahwa Prabowo semestinya memerlukan tata kelola pemerintahan yang substansial ke depan.

Tata kelola pemerintahan, saran Dedi, juga harus ringkas dan jauh dari rencana akomodasi politis.

"Presidential club hanya akan jadi gimik politik Prabowo," tambahnya.

Baca juga: Tanggapi Isu Presidential Club, PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Lebih jauh, ditanya apakah Presidential Club memungkinkan untuk menyatukan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo, Dedi memiliki pandangan lain.

Menurutnya, upaya penyatuan Megawati dan Jokowi melalui Presidential Club tidak akan berhasil.

"Megawati punya catatan konsisten dalam membangun hubungan, ia dengan Gus Dur dan ia dengan SBY sebagai contoh, sekarang Jokowi masuk daftar tokoh yang mungkin tidak akan disapa Megawati," pungkas Dedi.

Diberitakan sebelumnya, Prabowo disebut ingin mendudukkan para mantan presiden dalam satu meja dalam presidential club. Hal itu disampaikan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Jokowi pun menyambut positif keinginan Prabowo itu. Ia juga menyarankan agar pertemuan antarmantan presiden bisa dilakukan dua hari sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi Online Sebaiknya Diperberat

Muhadjir Usul Sanksi Pelaku Judi Online Sebaiknya Diperberat

Nasional
KPK Panggil Lagi Staf Hasto Jadi Saksi Kasus Harun Masiku Besok

KPK Panggil Lagi Staf Hasto Jadi Saksi Kasus Harun Masiku Besok

Nasional
TNI Ungkap Ancaman Pidana bagi Prajurit yang Terlibat Judi 'Online'

TNI Ungkap Ancaman Pidana bagi Prajurit yang Terlibat Judi "Online"

Nasional
Gebrakan Satgas Judi 'Online' Dinantikan, Diharap Tak Sekadar Retorika

Gebrakan Satgas Judi "Online" Dinantikan, Diharap Tak Sekadar Retorika

Nasional
Gugat ke MK soal Usia Calon Kepala Daerah, 2 Mahasiswa Ini Minta Jokowi Dipanggil

Gugat ke MK soal Usia Calon Kepala Daerah, 2 Mahasiswa Ini Minta Jokowi Dipanggil

Nasional
Satgas Judi 'Online' Diharap Bersikap Tegas dan Tak Blunder

Satgas Judi "Online" Diharap Bersikap Tegas dan Tak Blunder

Nasional
PPATK: Ada Uang Terkait Judi 'Online' Mengalir ke 20 Negara, Mayoritas di Asia Tenggara

PPATK: Ada Uang Terkait Judi "Online" Mengalir ke 20 Negara, Mayoritas di Asia Tenggara

Nasional
LPSK Belum Lindungi Saksi dan Keluarga Korban Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon'

LPSK Belum Lindungi Saksi dan Keluarga Korban Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon"

Nasional
Pemerintah Bakal Dapat Daging Kurban dari Mekkah, Akan Dibagikan untuk Atasi 'Stunting'

Pemerintah Bakal Dapat Daging Kurban dari Mekkah, Akan Dibagikan untuk Atasi "Stunting"

Nasional
KPU Beri Isyarat Ikuti Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah

KPU Beri Isyarat Ikuti Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Anies Sumbang Sapi Kurban ke PKS, HNW: Bukan karena Pilkada Jakarta

Anies Sumbang Sapi Kurban ke PKS, HNW: Bukan karena Pilkada Jakarta

Nasional
Putusan Pelawanan KPK atas Bebasnya Gazalba Saleh Dibacakan 2 Juli

Putusan Pelawanan KPK atas Bebasnya Gazalba Saleh Dibacakan 2 Juli

Nasional
Surya Paloh dan Prananda Paloh Berkurban 2 Ekor Sapi untuk PMI di Malaysia

Surya Paloh dan Prananda Paloh Berkurban 2 Ekor Sapi untuk PMI di Malaysia

Nasional
MKD Dianggap Aneh, Hanya Tegur Anggota DPR yang Diduga Berjudi 'Online'

MKD Dianggap Aneh, Hanya Tegur Anggota DPR yang Diduga Berjudi "Online"

Nasional
Tak Masalah Kerja Sama PDI-P Usung Anies pada Pilkada, PKS: Pilpres Sudah Selesai

Tak Masalah Kerja Sama PDI-P Usung Anies pada Pilkada, PKS: Pilpres Sudah Selesai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com