Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuver Jokowi, Harapan Masyarakat yang Berlebih, dan Sisa-sisa Order Baru

Kompas.com - 18/11/2023, 05:28 WIB
Singgih Wiryono,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ilmuwan Sosial Direktur Asia Institute University of Melbourne Australia Vedi R Hadiz mengatakan, ada harapan yang terlalu berlebihan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga melahirkan kekecewaan yang besar pula.

Hal itu dia sampaikan melihat sejumlah guru besar dan tokoh bangsa yang kecewa atas isu politik dinasti yang menjangkit keluarga Jokowi pasca-putusan Mahkamah Konstitusi yang memberikan Gibran Rakabuming Raka karpet merah sebagai calon wakil presiden (cawapres).

"Saya mengerti merasa sangat kecewa manuver politik yang memungkinan Gibran menjadi wapres, kecewa dengan ayahnya yang sempat diharapkan sebagai pembaharu," kata dia dalam acara Rosi di Kompas TV, Jumat (17/11/2023).

"Harapan tersebut terlalu berlebih-lebihan, bahwa sekarang perilakunya seperti itu," ucap Vedi.


Namun, bagi Vedi, kekecewaan itu sebenarnya tidak perlu terjadi jika melihat rekam jejak Jokowi menjadi seorang Presiden.

Menurut dia, harapan besar tak bisa diberikan kepada Jokowi jika melihat realitas ekonomi politik yang ada di Indonesia.

"Yaitu realitas yang tidak memungkinkan seorang dalam beberapa tahun muncul dari politik lokal ke pusat politik nasional tanpa didukung oleh kekuatan-kekuatan dari oligarki itu sendiri," kata dia.

Baca juga: Pengamat: Tak Ada Jaminan Prabowo Bisa Dikendalikan Jokowi jika Menang Pilpres 2024

Jokowi sebelum menjadi seorang tokoh nasional, kata Vedi, adalah orang yang tidak memiliki partai politik untuk maju menjadi kontestan pemilu.

Ditambah, Jokowi tak punya sumber dana dan infrastruktur politik untuk memenangkan pemilu, mulai dari kepala daerah hingga sebagai seorang presiden.

Pada akhirnya, kendaraan, modal dan infrastruktur politik itu harus dia pinjam kepada para oligarki yang selanjutnya akan dikembalikan saat Jokowi berkuasa.

"Dan tentunya dia harus kemudian memperhitungkan kepentingan-kepentingan dari semua golongan-golongan itu kan," ucap dia. 


Belajar dari Jokowi, Vedi R Hadiz mengatakan, Orde Baru tak pernah hilang seutuhnya di Indonesia.

"Bensin yang menjalankan ekonomi politik Indonesia adalah korupsi, nepotisme, dan penyalahgunaan kekuasaan. Saya bilang sebetulnya orba enggak pernah seutuhnya hilang, masih ada sisa-sisanya dari dulu," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com