Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Setop Dukung Anies di Medsos dan Baliho Buntut Isu Cak Imin Bacawapres

Kompas.com - 01/09/2023, 09:58 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat menyatakan tidak akan lagi membantu bakal calon presiden Anies Baswedan melalui media sosial dan alat peraga baliho karena merasa dikhianati.

Demokrat menyatakan, Anies dan Partai Nasdem diam-diam membuat kesepakatan supaya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menjadi bakal cawapresnya.

"Mohon maaf, begitu ada rilis ini, kader-kader kami di seluruh Indoensia sudah meminta izin pelan-pelan kami akan mencopot baliho yang ada muka Anies Baswedan, dan men-take down, menurunkan semua postingan kami yang ada namanya Anies Baswedan," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, dalam program Kompas Malam di Kompas TV, Kamis (31/8/2023).

"Mas Anies silakan Anda diperjuangkan di medsos. Jika ada yang menyerang-menyerang silakan, kami tidak ada lagi urusannya," sambung Herzaky.

Baca juga: Demokrat Ciamis Turunkan 2.300 Baliho Anies, Dianggap Menusuk dari Belakang

Herzaky mengatakan, kader Partai Demokrat sangat kecewa dengan keputusan itu karena menganggap Anies adalah pemimpin berintegritas dan mempunyai etika politik.

Menurut dia, sebelumnya Anies sudah mengusulkan supaya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih menjadi bakal cawapres, kepada para partai politik anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

Bahkan menurut Herzaky, Anies sampai menulis surat kepada AHY pada 25 Agustus 2023 lalu yang isinya meminta supaya AHY mau menjadi bakal cawapresnya.

"Bagi kami ini adalah karakter sebenarnya. Dalam tekanan dari berbagai pihak beliau menunjukkan apakah beliau pantas menjadi pemimpin atau tidak. Bagi kami ini adalah uji karakter dan mohon maaf kami sangat kecewa," ujar Herzaky.

Baca juga: Murka Demokrat kepada Anies, 7 Hari yang Menggagalkan AHY Jadi Cawapres

"Karakter yang tidak mempunyai komitmen, tidak pantas, dan tidak bermoral bagi kami. Ini yang kami sangat sedih. Seharusnya pemimpin berjiwa ksatria, sampaikan apa adanya, terbuka di depan, bukan bermain di balik kata-kata," sambung Herzaky.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh secara sepihak menetapkan Muhaimin sebagai bakal cawapres Anies, di Nasdem Tower pada 29 Agustus 2023 lalu.

Keputusan itu, kata Herzaky, diambil Surya Paloh tanpa memberitahu Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota KPP.

Herzaky juga mengkritik sikap Nasdem yang sempat berjanji akan berjuang bersama di dalam KPP, tetapi justru kerap membuat pernyataan yang menyerang Demokrat.

"Alhamdulillah kami bertahan. Akhirnya mereka ketahuan belangnya, berkhianat sendiri membentuk koalisi baru dengan parpol lain," ujar Herzaky.

Baca juga: Demokrat NTB Cabut Ribuan Atribut Dukungan untuk Anies Baswedan


Herzaky mengatakan, seharusnya jika Anies dan Nasdem merasa sudah tidak sejalan, atau ditekan pihak luar ketika berada di dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP), sebaiknya menyampaikan secara terbuka.

Akan tetapi, kata Herzaky, Nasdem dan Anies justru diam-diam membentuk koalisi baru dengan PKB dan mengusung Muhaimin sebagai bakal cawapres.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com