JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta proses seleksi penerimaan pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilakukan lebih ketat agar tidak ada pegawai yang terpapar paham terorisme.
Ma'ruf Amin tidak ingin proses seleksi itu kebobolan dengan menerima pegawai yang terpapar ideologi terorisme seperti yang terjadi pada kasus DE, pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang kini berstatus tersangka kasus terorisme.
"Saya (harap) ke depan tidak ada lagi yang lolos seperti itu. Oleh karena itu, seleksi masuk menjadi pegawai pemerintah atau BUMN atau lembaga itu harus betul-betul dilakukan seleksi (ketat)," kata Ma'ruf Amin di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Ma'ruf mengatakan, sebenarnya sudah ada proses screening dalam setiap rekrutmen pegawai BUMN maupun ASN untuk memgecek latar belakang para calon pegawai.
Baca juga: Densus 88 Ungkap Perjalanan DE, Karyawan KAI yang Berbaiat ke ISIS hingga Jadi Tersangka Teroris
Namun, menurut Ma'ruf, kasus DE memperlihatkan bahwa ada kemungkinan kebobolan dalam proses tersebut sehingga orang yang terpapar terorisme tetap diterima menjadi pegawai BUMN.
"Ketika dia masuk menjadi pegawai, ini di-screening betul supaya memang harus dipastikan bahwa tidak terpapar. Oleh karena itu, mungkin ini ada yang lolos," ujarnya.
Di samping itu, Ma'ruf Amin mengapresiasi gerak cepat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang telah menangkap DE sebelum melakukan aksi teror.
"Syukur akhirnya dapat terdeteksi sehingga belum banyak, belum terlalu jauh untuk melakukan tindakan-tindakan yang destruktif. Kita sampaikan terima kasih kepada pihak keamanan," katanya.
Baca juga: Berbaiat ke MIB dan ISIS, Karyawan KAI Tersangka Teroris Diduga Lakukan Aksi Sendiri
Diberitakan sebelumnya, DE ditangkap di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07 RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, pada Senin (14/8/2023) pukul 13.17 WIB.
DE merupakan salah satu pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang aktif melakukan propaganda di media sosial Facebook menyebarkan motivasi untuk jihad.
Dalam penangkapan dan penggeledahan, tim Densus 88 Polri mengamankan sejumlah bukti, yakni sejumlah identitas diri hingga belasan senjata api berserta amunisinya.
Pihak Densus 88 mengungkapkan, DE yang kini berstatus tersangka sudah terafiliasi kelompok terorisme selama 13 tahun.
DE juga disebut lebih dahulu menjadi pengikut Mujahidin Indonesia Barat (MIB) dan ISIS sebelum menjadi pegawai PT KAI.
Baca juga: Tersangka Teroris di Bekasi Masuk KAI Setelah Berbaiat ke ISIS, Total 13 Tahun Terafiliasi Terorisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.