JAKARTA, KOMPAS.com - Pendaftaran bakal calon anggota legislatif (caleg) untuk Pemilu 2024 kali ini bertabur bintang. Banyak artis dan pesohor yang datang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk didaftarkan partai pengusungnya masing-masing sebagai bakal Caleg 2024.
Misalnya seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Amanat Nasional (PAN), Nasdem, serta Perindo. Mereka menjadi partai yang mendaftarkan cukup banyak bakal caleg yang berasal dari kalangan artis jika dibandingkan partai lain.
Dalam hal ini, PDI-P mendaftarkan belasan caleg dari kalangan artis. Di antaranya seperti Rano Karno, Rieke Diah Pitaloka, Krisdayanti, Harvey Maleiholo, Nico Siahaan, hingga Once Mekel.
Untuk PAN, mereka mendaftarkan Eko Patrio, Pasha Ungu, Muchtar Lutfi alias Opie Kumis, Ely Sugigi, hingga Uya Kuya.
Rupanya, keputusan partai yang memilih untuk mendaftarkan sederet artis sebagai caleg mereka dinilai hanyalah demi kepentingan suara semata.
Maka dari itu, proses kaderisasi demi mencetak kader ideologis dari partai-partai yang bertabur bintang ini pun dipertanyakan.
Terlebih, para artis ini baru didaftarkan ketika menjelang Pemilu 2024 dimulai.
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun menilai banyaknya artis yang didaftarkan sebagai caleg adalah untuk mendulang suara mereka.
Menurut Ubed, kehadiran para artis di dunia politik ini juga menunjukkan kegagalan partai politik dalam melahirkan kader berkualitas yang mampu mendulang suara pada pemilu.
Kondisi ini membuat mereka menjaring publik figur seperti para artis untuk mendongkrak suara mereka.
"Jadi menempatkan artis sebagai vote getter atau pendulang suara partai. Sepertinya alasan ketiga ini menjadi yang paling dominan," kata dia.
Baca juga: Voxpol: Sistem Proporsional Terbuka Lemahkan Parpol, Munculkan Caleg-caleg Artis Modal Tenar
Ubed menjelaskan, ada hal lebih penting bagi partai yang banyak merekrut artis menjadi caleg, yakni menyiapkan kapasitas artis untuk menjalankan fungsinya sebagai anggota dewan jika terpilih.
Khususnya, fungsi mereka dalam mendengarkan aspirasi rakyat dan legislasi atau membuat undang-undang.
Dengan demikian, akan berbahaya jika seorang artis yang terpilih menjadi anggota dewan ke depannya tidak paham apapun, sehingga hanya diam saja.
"Berbahaya jika artis terpilih menjadi anggota dewan tetapi kerjanya hanya duduk, diam, dan pamer busana. Saya kira hal itu sangat tidak diharapkan oleh rakyat," tuturnya.
"Apalagi jika sepanjang menjabat anggota dewan tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memperjuangkan rakyat banyak. Ini bisa merugikan konstituen atau rakyat yang memilihnya," sambung Ubed.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, sebenarnya partai terbantu dalam hal urusan pengkaderan ketika mengajak artis bergabung menjadi caleg.
Akan tetapi, keputusan mendaftarkan sederet artis sebagai caleg ke KPU juga menunjukkan betapa besarnya masalah kaderisasi yang dimiliki partai tersebut.
"Ada problem serius di internal tentang bagaimana pola kaderisasi yang sesungguhnya," ujar Agung.
Baca juga: 22 Caleg Artis Sumbar Gagal Dapatkan Kursi
Menurut Agung, sebenarnya ada banyak jenjang formal kaderisasi yang harus dijalani seorang caleg dari partai.
Namun, khusus para artis ini, mereka jadi bisa melewati banyaknya jenjang kaderisasi tersebut.
Agung menilai, dengan melibatkan artis, maka ceruk massa partai menjadi lebih luas.
"Dan citra partai ikut terdongkrak dengan popularitas yang dimiliki saat mereka ditempatkan di dapil yang tepat," ucapnya.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan, pihaknya tak hanya mencari nama yang sudah populer di kalangan masyarakat.
AHY berdalih keputusan Demokrat melibatkan caleg dari kalangan artis agar bakal caleg yang diusung Demokrat jadi beragam.
“Mudah-mudahan, bukan hanya mencari mereka yang populer, tapi kami juga mencari kombinasi yang baik,” ujar AHY.
Sementara itu, Ketua DPP PDI-P Nusyirwan Soejono mengimbau kepada seluruh pesohor atau artis yang menjadi bakal caleg dari partai politik (parpol) berlambang kepala banteng moncong putih itu harus bisa menjaga karakter partainya.
Menurut dia, PDI-P itu amat lekat dengan sebutan partainya orang kecil atau wong cilik. Oleh sebab itu, karakter partai harus selalu dijaga terus oleh seluruh publik figur yang ingin terjun ke dunia politik.
"Tentu harapannya yang disebut artis tadi dapat menyesuaikan dengan karakter masing-masing partai. Contohnya, PDIP ini semua mengenal sebagai partainya wong cilik," kata Nusyirwan dalam program "Sapa Pagi Indonesia" di Kompas TV.
Ia menambahkan, pihaknya menggaet artis untuk menjadi bakal caleg bukan untuk mendongkrak suara partai, melainkan memang yang bersangkutan memiliki kapasitas untuk duduk di kursi parlemen.
"Sehingga sebetulnya tidak juga ini untuk mendongkrak suara. Tapi masing-masing (parpol) tentu mempunyai kapasitas untuk merebut suaranya sendiri. Itu yang seharusnya berfungsi menjadi representasi dari bagian artis tersebut," katanya.
Berikut daftar artis dan pesohor yang didaftarkan sebagai bakal caleg ke KPU:
PDI-P
1. Rano Karno
2. Rieke Diah Pitaloka
3. Krisdayanti