Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Ada 4,4 Juta PMI Ilegal Diberangkatkan Sindikat, BP2MI: Negara Tak Berdaya

Kompas.com - 14/04/2023, 11:42 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan, pemerintah belum serius dalam mengelola pekerja migran Indonesia (PMI).

"Negara ini belum serius dan negara banyak melakukan kesalahan," tutur Benny saat menjadi pembicara diskusi publik di kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Hal itu dikatakannya sebab, terdapat perbedaan signifikan pada data PMI yang dikeluarkan World Bank pada tahun 2017 silam dan data yang dicatat oleh pihaknya.

Berdasarkan data yang dikeluarkan World Bank, menurut penuturan Benny, ada 9 juta PMI bekerja di luar negeri. Padahal data PMI yang tercatat oleh pihaknya hanya sebanyak 4,6 juta PMI.

"Berarti 4,4 juta yang diduga ada di luar negeri berangkat secara ilegal," tegasnya.

Baca juga: Kemenaker Libatkan Berbagai Lintas Instansi Pemerintah, Cegah Penempatan PMI Ilegal

Ia berani mengatakan seperti itu sebab pihaknya punya data lengkap biodata dan jenis pekerjaan 4,6 juta PMI sebagai bentuk perlindungan kepada para pekerja luar negeri.

"4,6 juta pekerja kita ada datanya, lengkap. Itu ada siapa mereka, sedang bekerja di negara apa, apa pekerjaannya, berapa gajinya, diberangkatkan kapan, diberangkatkan oleh siapa, berakhir kontrak dan harus kembali ke Indonesia kapan, dan di sana mereka tinggal dimana, titik koordinat. Ini adalah sistem perlindungannya," sebut Benny.

Ia lantas menduga, sebanyak 80 persen dari PMI ilegal itu diberangkatkan oleh sindikat penempatan.

"Ini masalah serius," katanya lagi.

Ia menyayangkan pemerintah saat ini masih tidak bisa melakukan apa-apa dalam memberantas sindikat penempatan PMI ilegal.

Baca juga: Viral Video PMI di Suriah Ingin Pulang, Kemenaker Sebut PMI Ilegal Rentan Jadi Korban Perdagangan Manusia

Menurutnya, pemerintah gagal untuk mencegah warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban penempatan PMI ilegal.

Apalagi, tambah Benny, penempatan ilegal tidak diurus serius oleh pemerintah karena sindikat atau mafia yang menempatkan PMI secara ilegal malah dilindungi oleh oknum beratribut kekuasaan.

"Negara tidak berdaya. Saya berani mengatakan sebagai pejabat negara, negara tidak serius mengurus ini. Negara gagal dalam mencegah setiap anak bangsa untuk tidak menjadi korban penempatan ilegal," tegasnya.

"Kenapa penempatan ilegal ini terus terjadi? Kenapa sindikatnya tidak bisa disentuh oleh hukum? Karena sindikat-sindikatnya, mafia-mafianya dibackingi oleh oknum yang memiliki atributif-atributif kekuasaan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com