Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI Denny JA: PDI-P di Ambang "Hattrick" Menang Pemilu jika Punya Capres Populer

Kompas.com - 08/02/2023, 06:59 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan, PDI-P diambang memenangi pemilu untuk ketiga kalinya alias hattrick.

Hal itu diungkapkan peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, saat menyampaikan hasil rilis terbaru terkait elektabilitas partai politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"PDI-P di ambang hattrick. Pada 2014 jadi juara, 2019 juga jadi juara, dan pada 2024, jika PDI-P jadi juara ini akan jadi hattrick. Tapi catatannya jika memiliki capres yang populer," kata Ardian dalam acara bertajuk "Partai Lama, Partai Baru, Partai Besar, Partai Gurem", Selasa (7/2/2023).

Ia lantas mencontohkan bakal calon presiden (capres) yang saat ini dinilai populer, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mantan Gubernur DKI Anies Baswedan, atau Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Tapi populer di sini, segimanapun populer, ketika dia tidak punya tiket, itu menjadi percuma," ucap Ardian.

Baca juga: Kritisi soal Elektabilitas, PDI-P: Jangan Sampai Kita Lahirkan Pemimpin karena Medsos

"Sehingga dalam konteks ini, Mbak Puan Ketua DPP PDI-P mungkin secara elektabilitas tidak. (Namun) dalam kategori ini, sebenarnya ada dua orang masuk menjadi tokoh populer itu adalah mbak Puan karena sudah punya tiket partai di PDI-P. Kemudian, ada Airlangga (Ketua Umum Partai Golkar)," kata Ardian.

Sementara dalam segi elektabilitas partai, PDI-P juga menempati urutan pertama dari survei terbaru LSI Denny JA.

"Ada PDI-P dengan elektabilitas di angka 22,7 persen. Kemudian, ada Golkar dengan 13,8 persen, dan Gerindra dengan 11,2 persen," ujar Ardian.

Selanjutnya, disusul dengan empat partai lainnya, yakni dengan PKB 8 persen, Partai Demokrat 5 persen, PKS 4,9 persen, dan Nasdem 4,4 persen.

"Partai menengah ini relatif secara parliamentary threshold dia masih lolos, tapi juga bisa jadi ancaman karena belum terpaut begitu tinggi, karena masih 4-10 persen, padahal parliamentary threshold sekarang adalah 4 persen," kata Ardian.

Baca juga: Sekjen PDI-P Sebut Proporsional Tertutup Banyak Korupsi, Netgrit: Kembali Lagi ke Parpolnya...

Kemudian, partai yang tidak masuk parliamentary threshold berdasarkan survei LSI Denny JA adalah Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dengan elektabilitas 2,8 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,1 persen, dan Partai Amanat Indonesia (PAN) 1,9 persen.

"Jadi secara dukungan tiga partai ini berada di kategorisasi partai kecil," ujar Ardian.

Lalu, partai dengan elektabilitas di bawah 1 persen adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan 0,5 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) dengan 0,3 persen), dan Partai Garuda dengan 0,3 persen.

Selanjutnya, ada Partai Ummat dengan 0,3 persen, Partai Hanura dengan 0,1 persen, Partai Buruh dengan 0,1 persen, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia dengan 0,1 pesen, dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dengan 0,1 persen.

Baca juga: Soal Safari Politik Puan, Elite PDI-P: Akan Ada Kejutan

"Ada partai lama yang pernah masuk parlemen, ada juga partai baru. Kita bisa sedikit simpulkan; partai besar menangkan pileg (pemilihan legislatif), partai menengah berusaha pertahankan elektabilitasnya karena sudah aman. Lalu, partai gurem ini relatif perlu kerja ekstra keras untuk bisa capai angka di atas 4 persen, karena masih di bawah satu persen," katanya.

Survei LSI Denny JA ini dilakukan di 34 provinsi seluruh Indonesia pada 4-15 Januari 2023.

Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.

Jumlah sampel 1.200 responden yang diperoleh melalui teknik multi-stage random sampling dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen.

Baca juga: PDI-P Tetap Inginkan Posisi Capres jika Berkoalisi: Kan Pemenang Pemilu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com