Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Bripka RR, Ahli Psikologi Sebut Kejadian di Magelang Ambigu, Pihak yang Berada di Sana Kebingungan

Kompas.com - 02/01/2023, 18:43 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli psikologi forensik Nathanael Sumampouw mengatakan, terdakwa pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Bripka Ricky Rizal (RR), berada dalam situasi yang ambigu saat berada di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah, pada 7 Juli 2022.

Kepada Nathanael, Bripka RR mengaku bahwa peristiwa di Magelang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan Nathanael saat menjadi saksi ahli dalam sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan terdakwa Bripka Ricky Rizal di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (2/1/2023).

Baca juga: Ketika Bripka RR Berbisik ke Bharada E: Kamu Dipanggil Bapak...

Awalnya, pengacara Bripka Ricky, Erman Umar, memaparkan bahwa kliennya mendengar istri Sambo, Putri Candrawathi, menangis saat menelepon Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Saat sampai di rumah Sambo di Magelang, Ricky mendapati Kuat Ma'ruf sedang marah sambil membawa pisau, Susi menangis, dan Putri Candrawathi yang jatuh terlentang di lantai.

Hingga akhirnya, atas inisiatifnya selaku polisi paling senior di situ, Ricky menyita senjata api milik Yosua yang diletakkan kamar ajudan.

Nathanael selaku saksi ahli mengatakan, dirinya pernah mewawancarai Ricky.

Dia menyampaikan, apa yang Ricky sampaikan kepadanya kurang lebih sama seperti yang disampaikan oleh Erman.

Nathanael juga menilai, keterangan yang Ricky sampaikan itu berkualitas.

"Saya pikir saudara Ricky dia paham betul bahwa beliau secara usia dan kepangkatan adalah bisa dikatakan senior di antara perangkat yang lain yang ada di tim pimpinan mereka di Magelang tersebut," ujar Nathanael.

Baca juga: Persoalkan JC, Ferdy Sambo Dinilai Ingin Tarik Bharada E Jadi Aktor Utama Pembunuhan Brigadir J

Nathanael menjelaskan, situasi yang terjadi di Magelang malam itu ambigu. Sebab, telah terjadi peristiwa seperti kemarahan Kuat, hingga pemanggilan Yosua oleh Putri Candrawathi ke kamar.

"Kenapa saya katakan ambigu? Bahwa menurut keterangan Ricky, hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya," tuturnya.

"Maka kemudian ambigu ini menyebabkan yang bersangkutan atau para pihak yang berada di situ kemudian kebingungan, 'apa nih yang harus diambil? Bagaimana harus bertindak? Apa yang harus dilakukan?' Karena ini tidak pernah terjadi sebelumnya," sambung Nathanael.

Baca juga: Setelah Jadi Saksi untuk Bharada E, Albert Aries Beri Dokumen KUHP Baru ke Hakim

Karena dalam situasi ambigu tersebut, Ricky akhirnya mengambil inisiatif sebagai mitigasi risiko dengan menyita senjata Brigadir J.

Ahli menilai Ricky ingin mengurangi suatu kemungkinan bahwa ada masalah serius yang sedang terjadi saat itu.

"Saya melihat ini suatu putusan yang diambil dalam situasi ambigu. Karena yang bersangkutan memahami sebagai senior atau sebagai pemimpin di perangkat tersebut maka dia harus mengambil tindakan tertentu," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com