Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi V Sayangkan Proses Investigasi SJ 182 Terhambat karena Anggaran

Kompas.com - 03/11/2022, 16:49 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi V DPR Lasarus menyayangkan lambatnya proses investigasi terhadap jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang terjadi pada Januari 2021.

Ia pun menyayangkan ketika mendengar dan melihat paparan Kasubkom Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Moda Penerbangan, Nurcahyo Utomo bahwa masih terdapat kekurangan anggaran bahkan utang membayar biaya investigasi peristiwa tersebut.

"Sebelum ke Sriwijaya, ini sudah 12 bulan. Harusnya sudah selesai, Pak. Sekarang sudah masuk ke 20 bulan, ya dong. 22 bulan sorry, sudah. Ini baru bisa dituntaskan, hambatan salah satunya adalah soal anggaran," kata Lasarus dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR yang membahas investigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ 182, Kamis (3/11/2022).

"Ini utang sudah dibayar semua belum, Pak? Sudah?" tanya dia.

Baca juga: KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya SJ-182

Pertanyaan itu pun langsung dijawab oleh Nurcahyo dengan menegaskan bahwa semua utang sudah dibayar.

Dia juga menyinggung utang membayar bahan bakar minyak (BBM) KRI SPICA sebesar Rp 1 miliar untuk pencarian blackbox pesawat Lion Air JT610 pada 2020.

"Sudah (dibayar), Pak, sudah," tegas Nurcahyo kepada Lasarus.

Mendengar penegasan itu, Lasarus meminta kembali kepastian agar pemerintah tidak tanggung-tanggung menggelontorkan anggaran untuk KNKT.

Dia menilai, anggaran tersebut perlu ditingkatkan karena investigasi seperti ini untuk kepentingan keselamatan penumpang.

"Kalau enggak ada (anggaran), minta saya duitnya, Pak. Kalau saja negara enggak punya duit, bayar beginian, Pak," kesal Lasarus.

"Ya kan, malu, Pak, kita sebagai warga negara ini. Pak Diirjen Perhubungan Udara, ini diatensi, Pak. Kenapa anggarannya begitu, masa kita sampai ngutang, Pak," ucapnya.

Baca juga: Ungkap Analisis Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, KNKT: Suara Kapten Pilot Tak Terekam

Lebih lanjut, politisi PDI-P itu juga mengkritisi pihak Sriwijaya Air yang dinilai tidak kompatibel dalam melayani jasa penerbangan.

Khususnya, mengenai penjelasan KNKT soal pengunduhan flight data recorder. Dia mengatakan, ada hal yang belum sesuai ketentuan dilakukan oleh Sriwijaya.

"Ini masalah di Sriwijaya ini. Nyangkut keselamatan, harusnya tidak ada toleransi, Pak Dirjen," katanya.

"Dengan regulasinya kita yang menentukan. Kalau memang tidak kompatibel, tutup, Pak. Jangan kasih terbang dia, itu jauh lebih baik, negara ini butuh maskapai, Pak. Tapi kita lebih butuh keselamatan," pungkas Lasarus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Nasional
Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasional
PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

Nasional
Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com