JAKARTA, KOMPAS.com - Kasubkom Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Moda Penerbangan, Nurcahyo Utomo mengungkapkan sejumlah analisis terkait pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang mengalami kecelakaan pada Januari 2021.
Dalam analisis, KNKT menyoroti adanya perubahan kondisi pada kokpit pesawat karena tidak terdengar suara kapten pilot.
"Kami kebetulan dari cockpit voice recorder (CVR) yang ditemukan, kami mendapatkan bahwa suara kaptennya tidak terekam," kata Nurcahyo dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR, Kamis (3/11/2022).
Namun, Nurcahyo mengaku bahwa KNKT tidak bisa mengetahui alasan kenapa suara kapten pilot yang tidak terekam dalam CVR.
Baca juga: Kemenhub Sebut 35 Ahli Waris Korban Sriwijaya Air SJ 182 Sudah Terima Ganti Rugi, 27 Belum
Akan tetapi, menurutnya, ada dugaan bahwa kapten pilot tidak menggunakan headset.
Selain itu, KNKT juga menyatakan tidak bisa mendengar suara apapun dari kokpit.
"Mikrofon yang di dalam kokpit yang kami harapkan bisa merekam apapun suara yang ada di kokpit, namun demikian ternyata pada channel ini tertutup suara bising pada 400 heartz sehingga suara pembicaraan tidak bisa direkam," ujar Nurcahyo.
Oleh karena itu, KNKT mengaku tidak bisa menganalisis suara atau perbincangan antara pilot dan co-pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Namun, Nurcahyo menuturkan bahwa suara co-pilot masih bisa didengar.
"Suara co-pilot bisa kita dengar sepanjang waktu, suara dari pengatur lalu lintas udara juga bisa kita dengar," katanya.
Baca juga: Setahun Berlalu, Ini Perkembangan Terbaru Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu
Nurcahyo melanjutkan, adanya perubahan-perubahan di dalam kokpit pesawat tidak disadari oleh pilot.
Oleh karenanya, kemungkinan pilot percaya pada sistem automatisasi yang ada di pesawat.
"Kalau pesawat sudah di-set arah tertentu, ketinggian tertentu, maka autopilot akan mengatur apa yang sudah di-set. Dan autothrottle akan mengatur sesuai permintaan autopilot sehingga kondisi ini mungkin telah berdampak pada pengurangan monitor terhadap instrumen dan kondisi-kondisi yang terjadi," ujar Nurcahyo.
Sebagai pengingat, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021.
Pesawat Sriwijaya SJ 182 berjenis Boeing 737-500 itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi.
Tak ada satu pun penumpang yang selamat dalam kecelakaan tragis ini.
Baca juga: Memori Hilang, Investigasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 pada Bagian Ini Tak Bisa Dilanjutkan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.